Jejak kerajaan Islam di Pulau Jawa memiliki sejarah panjang. Hal ini ditandai berdirinya Kerajaan Demak yang diprakarsai Raden Patah, seperti dikutip dari Majalah Ilmiah Tabuah Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Di berbagai wilayah juga bermunculan kerajaan Islam seperti Kerajaan Pajang hingga Kerajaan Mataram.
Selain raja, beragam tokoh pun bermuculan meramaikan khazanah Islam di Nusantara. Salah satu yang masyhur ialah Wali Songo, di mana salah satu tokohnya bernama Sunan Ampel. Nah, wilayah Sunan Ampel merupakan salah satu kawasan wisata religi di Surabaya, Jawa Timur, yang ramai dikunjungi.
Kawasan wisata religi Sunan Ampel memiliki bermacam peninggalan sejarah. Salah satunya berupa lima gapura atau gapuro. Gapura tersebut adalah: Gapuro Paneksen, Gapuro Mangadep, Gapuro Poso, Gapuro Ngamal dan Gapuro Munggah.
Dikutip dari Jawapos.com, lima gapura itu melambangkan simbol rukun islam. Antara lain Gapuro Paneksen simbol dari pembacaan 2 kalimat syahadat; Gapuro Mangadep simbol mendirikan salat; Gapuro Poso simbol puasa Ramadan; Gapuro Ngamal simbol berzakat; dan Gapuro Munggah simbol naik haji.
Gapuro Munggah letaknya di ujung selatan Kampung Ampel Suci, searah dengan Jalan Sasak, Surabaya. Gapura yang lebih dikenal sebagai Lawang Agung ini memiliki anak tangga yang merupakan pintu utama ke Masjid Ampel. Terdapat pula tulisan Jawa kuno Adhanawalewa Wawadha Arangu Asasawapa yang memiliki arti “barangsiapa masuk gapura tanpa ragu semoga dapat barokah.”
Berdasarkan penelitian, tulisan Jawa kuno itu menandakan tahun Jawa 1461 Saka atau 1539 Masehi. Kuat dugaan gapura tersebut dibangun setelah Sunan Ampel atau Kanjeng Raden Rahmat wafat. Meski demikian, belum ada penjelasan mengenai siapa dan kapan tepatnya gapura tersebut dibangun.
Empat gapura lainnya berada di halaman Masjid Sunan Ampel. Dimulai dari Gapuro Poso yang berada di pintu masuk dan Gapuro Mangadep yang berada di arah jalan masuk menuju area makam.
Tepat di pintu masuk makam terdapat Gapuro Paneksen. Gapuro ini juga menjadi pemisah antara jemaah laki-laki dan perempuan. Terakhir ialah Gapuro Ngamal yang berada di pintu masuk makam peziarah laki-laki.