Pandemi Masih lama, Menkes Diusulkan Jadi Panglima Penanganan Covid-19

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4/2021).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
5/5/2021, 17.28 WIB

Pandemi Covid-19 diperkirakan akan berlangsung dalam waktu lama, sehingga manajemen penanganannya di Indonesia perlu diubah. Ketua Umum Gerakan Pakai Masker Sigit Pramono mengusulkan Menteri Kesehatan sebagai panglima tertinggi penanganan pandemi.

Saat ini koordinasi penanganan pandemi di bawah Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonoi Nasional (PC-PEN). Ia mengusulkan kewenangan Komite PC-PEN dan Satgas terkait kesehatan perlu dicabut dan dialihkan ke Menkes.

"Sebab, penanganan pandemi tidak bisa dengan pendekatan lembaga sementara (ad hoc) lantaran pandemi akan berlangsung lebih lama," kata Sigit dalam keterangan tertulis yang diperoleh Katadata.co.id, Rabu (5/5).

Ia menilai manajemen penanganan pandemi perlu diserahkan kepada lembaga atau kementerian permanen yang mempunyai jaringan aparat sampai ke daerah. Selain itu, lembaga atau kementerian itu perlu mempunyai sistem anggaran dan rantai komando yang jelas.

Selain itu, ia menilai kebijakan pengendalian pandemi dengan cara pembatasan mobilitas penduduk sering gagal. Sebab, pemegang komando tidak jelas. "Banyak yang merasa punya hak untuk mengatur tetapi sering tidak ada koordinasi," ujar dia.

Dia juga mengkritik pesan yang disampaikan ke masyarakat pun sering keliru. Contohnya dalam kebijakan melarang libur natal dan tahun baru serta melarang mudik.

Sigit menilai, pesan yang disampaikan bakal lebih baik jika tidak menggunakan pernyataan yang negatif, seperti penggunaan kata larangan. Ia memberikan contoh, pesan dapat diganti menjadi, "Keharusan semua warga tinggal di rumah dari tanggal H sampai tanggal H. Alasannya: wabah masih sangat berbahaya."

Bagaimanapun, kata "larangan" dan sejenisnya selalu diartikan masyarakat sebagai pengurangan hak, pengurangan kenikmatan, dan pencegahan orang untuk meraih kesenangan. Akibatnya, reaksi masyarakat selalu negatif jika haknya diganggu.

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman pun menilai komando penanganan pandemi dari Komite PC-PEN tidak efektif. "Dari awal saya tidak setuju dan memang harus evaluasi," ujar dia.

Menurutnya, koordinasi kebijakan harus diberikan kepada Kementerian Kesehatan. Ia khawatir, penanganan komando yang tidak tepat bisa berdampak pada sulitnya pengendalian pandemi.

Hingga hari ini pasien positif Covid-19 bertambah 5.285 orang. Total Kasus mencapai 1.691.658 dengan 1.547.092 pasien dinyatakan sembuh dan 46.349 orang meninggal dunia. Berikut grafik Databoks:

Reporter: Rizky Alika

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan