Pemerintah kembali memperpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro pada 18-31 Mei 2021. Penerapan pembatasan tersebut tetap dilakukan guna mengantisipasi dampak penularan Covid-19 terutama dari mudik Lebaran.
Meski ada larangan mudik, namun Presiden Joko Widodo sebelumnya mengkhawatirkan 18 juta orang tetap mudik ke kampung halamannya. Pemerintah juga menyiapkan pembatasan demi mencegah dampak mobilitas saat Lebaran kepada kenaikan corona.
"18-31 Mei merupakan periode dua minggu dari pasca mudik hari raya Lebaran dan pengetatan 3T (tracing, testing, treatment)," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat dengan Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/10).
Dari 30 provinsi yang melaksanakan PPKM mikro, ada 11 provinsi yang mengalami tambahan kasus harian. Dari jumlah itu, lima provinsi yang mengalami peningkatan kasus secara tajam ialah Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Aceh, dan Kalimantan Barat. "Itu akibat datangnya pekerja migran," ujar Airlangga.
Sementara, tujuh provinsi yang memiliki okupansi tempat tidur rumah sakit di atas 50% ialah Sumatera Utara sebesar 63,4%, Riau 59,1%, Kepulauan Riau 59,9%, Sumatera Selatan 56,6%, Jambi 56,2%, Lampung 58%, dan Kalimantan Barat 50,6%. Oleh sebab itu pemerintah akan mengutamakan pengawasan di daerah Sumatera.
Sedangkan, rata-rata tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit di Jawa berada di bawah 40%. Angka tersebut menjadi yang terendah sepanjang periode PPKM mikro. Adapun tingkat keterisian Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran relatif rendah, yaitu 21,47% atau setara 1.287 tempat tidur dari kapasitas 5.994 kasur.
Pemerintah juga mencatatkan kenaikan tren mobilitas penduduk nasional pada 7 hari terakhir. Tiga provinsi dengan tingkat mobilitas rendah ialah Bali, Yogyakarta, dan Kepulauan Riau. "Kepulauan Riau mobilitas rendah namun karena ada kedatangan pekerja migran, jadi ada kenaikan kasus," ujar Airlangga.
Sementara, provinsi dengan tingkat mobilitas tinggi ialah Maluku Utara, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara. Mobilitas tinggi terjadi terutama pada sektor ritel, mal, dan bahan makanan.
Pemerintah juga mencatat, tingkat kasus aktif pada 9 Mei mencapai 98.395 kasus atau 5,7%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan kasus aktif global sebesar 12,13%.
Sementara, tingkat kesembuhan pada 9 Mei mencapai 91,5% atau 1.568.277 kasus, di atas kasus global yakni 85,7%. Sedangkan, tingkat kematian akibat virus corona pada 9 Mei mencapai 2,7%, lebih tinggi dari capaian global 2,08%.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan