Dalam hitungan hari, umat muslim akan merayakan Idul Fitri alias Lebaran 2021. Nanti sore, Selasa (11/5), Kementerian Agama menggelar sidang isbat penentuan awal Syawal 1442 Hijriah.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akan memipin langsung sidang isbat tersebut. Di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaannya akan berlangsung secara luring dan daring.
Masyarakat dapat menyaksikan langsung proses isbat melalui siaran langsung TVRI dan media sosial Kementerian Agama.
"Undangan untuk menghadiri sidang dibatasi, hanya dihadiri Menag dan Wamenag, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komisi VIII DPR, serta sejumlah duta besar negara sahabat dan perwakilan organisasi masyarakat (ormas),” kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin pada pekan lalu.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriah pada Kamis, 13 Mei 2021. Keputusan ini Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Dasar penetapan 1 Syawal itu berdasarkan hasil pemantauan hilal ijtimak atau konjungsi antara matahari dan bulan jelang Syawal 1442 H terjadi pada Rabu, 12 Mei 2021 pukul 02.03.02. WIB.Hilal sudah terwujud saat terbenam matahari di Yogyakarta.
Pada saat terbenam matahari, bulan berada di atas ufuk. Kemunculan hilal tersebut menandai 1 Syawal 1442 H jatuh pada keesokan harinya.
Pada saat matahari terbenam, data tinggi bulan adalah 5 derajat 31 menit. “Artinya, ketika matahari terbenam, bulan masih di atas ufuk belum terbenam dengan ketinggian 5 derajat 31 menit," ujar pakar falak Muhammadiyah Oman Fathurrahman.
Situs Brittanica menyebut konjungsi merupakan pertemuan nyata atau lewatnya dua atau lebih benda langit. Peristiwa ini terjadi ketika matahari dan bulan berada segaris di bidang ekliptika yang sama.
Apa Itu Sidang Isbat?
Sidang isbat adalah pertemuan untuk menetapkan bulan berkaitan dengan ibadah. Di Indonesia sidang ini dikaitkan dengan penetapan datangnya Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
Waktu pelaksanaannya adalah pada tanggal 29 sebelum kalender Hijriyah, yakin hari ke-29 di bula Sya’ban. Direktur Urusan Agama Islam Kementerian Agama Agus Salim mengatakan sidang isbat dibagi menjadi tiga tahap.
Pertama, pemaparan posisi hilal awal Syawal 1442 Hijriah oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag. Sesi ini akan dimulai pukul 16.45 WIB dan disiarkan langsung.
Setelah magrib, sidang isbat dipimpin Menteri Agama. Prosesnya diawali dengan mendengarkan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal.
"Hasil sidang isbat akan diumumkan Menteri Agama secara telekonferensi serta disiarkan langsung oleh TVRI sebagai TV pool dan live streaming media sosial Kemenag," katanya.
Kemenag akan melakukan rukyatul hilal di 88 titik di seluruh Indonesia. Untuk di DKI Jakarta, pelaksanaannya di Gedung Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta lantai 7, Masjid Al-Musyariin Basmol (Jakarta Barat), Pulau Karya (Kepulauan Seribu), dan Masjid KH Hasyim Asy'ari (Jakarta Barat).
BMKG juga Pantau Hilal
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan rukyat atau pemantauan hilal awal Syawal 1442 Hijriah selama dua hari, yakni 11 dan 12 Mei. Lokasinya di 29 titik di seluruh Indonesia.
Konjungsi (ijtimak) awal bulan Syawal 1442 Hijriah, menurut BMKG, terjadi pada Rabu 12 Mei 2021 M, pukul 01.59.47 WIB atau 02.59.47 WITA atau 03.59.47 WIT.
Dapat disimpulkan, di wilayah Indonesia konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam. Paling awal di Merauke pukul 17.37.16 WIT dan paling akhir pukul 18.46.31 WIB di Sabang, Aceh.
“Pada 12 Mei 2021, berdasarkan ilmu astronomi dan data rekor hilal terlihat oleh BMKG serta jika cuaca cerah (terutama di ufuk Barat), potensi hilal terlihat sangat besar," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya.