Jokowi Akui Penelusuran Kasus Positif Covid-19 Masih Lemah

ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/aww.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kiri) meninjau layanan kependudukan di Pasar Pelayanan Publik Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/6/2020). Jokowi mengakui penelusuran kasus positif masih menjadi kelemahan pemerintah.
18/5/2021, 20.40 WIB

Pemerintah masih menemui sejumlah tantangan dalam menekan angka penularan Covid-19. Presiden Joko Widodo juga mengakui jika Indonesia masih lemah pada tracing alias penelusuran kasus positif virus corona.

Oleh sebab itu mantan Wali Kota Solo itu meminta seluruh pimpinan daerah untuk berhati-hati. Penelusuran kontak positif perlu dilakukan setiap ada satu orang yang terkonfirmasi positif virus corona.

"Ini kelemahan kita di sini, nomer dua di tracing," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/5).

Jokowi mengatakan idealnya pelacakan dilakukan terhadap 30 orang kontak erat dari setiap kasus positif.  Setelah dilacak, orang tersebut harus segera dites apakah sudah tertular virus corona. "Kemudian baru perawatan, treatment," ujar dia.

Tak hanya itu, Jokowi mengingatkan pentingnya melakukan pengujian secara massal utuk membongkar virus corona. Pengetesan yang banyak akan memberikan hasil yang lebih baik.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyampaikan pentingnya respons pemerintah pusat dan pemerintah daerah terhadap pengetesan. "Semakin banyak, semakin baik," kata Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta kepala daerah agar menggelar tes Covid-19 lebih kencang. Ia bahkan menyoroti adanya daerah yang sengaja memperkecil tes Covid-19 agar menjadi wilayah berzona hijau.

Budi pun mengingatkan pemerintah daerah terkait bahaya ledakan virus corona. Apalagi saat ini muncul varian baru Covid-19 yang realtif lebih menular dan telah masuk Indonesia.

"Banyak Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) inginnya hijau. Testing-nya jadi sedikit. Itu bisa meledak. Apalagi dengan adanya virus baru," kata Budi dalam acara koordinasi Launching Gebyar Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia yang disiarkan virtual, Selasa (18/5).

Ia juga telah menyampaikan pesan kepada Jokowi, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo untuk tidak menegur wilayah dengan kasus Covid-19 yang tinggi.

Sebaliknya, teguran perlu diberikan kepada daerah yang memiliki angka rasio positif yang tinggi lantaran tingkat pengetesannya rendah. Angka pengujian yang rendah bisa memicu banyaknya orang yang sakit namun tidak terdeteksi.

Akibatnya, kematian akibat Covid-19 bisa meningkat. "Lebih baik identifikasi secara benar dan bisa pasang langkah perbaikan," katanya.

Dari data Kemenkes, pada Selasa (18/5) sebanyak 43.504 orang menjalani pemeriksaan Covid-19. Dari angka tersebut, 4.185 orang dinyatakan positif corona atau rasio positif 9,6%. 

Reporter: Rizky Alika

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan