GoTo: Munculnya Perusahaan Baru Hasil Merger Gojek dan Tokopedia

GoTo
Ilustrasi. GoTo yang Muncul sebagai Perusahaan Baru Hasil Merger Gojek-Tokopedia
20/5/2021, 08.00 WIB

GoTo merupakan gabungan dari dua perusahaan rintisan terbesar di Indonesia yaitu Gojek dan Tokopedia. Menurut Avliani selaku Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance, rencana merger Gojek dengan Tokopedia diprediksi membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan keuntungan konsumen.

Padahal, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebelumnya sempat meminta agar rencana merger kedua perusahaan itu ditelaah lebih bijak terkait kemungkinan munculnya dominasi pasar. Namun, Aviliani melihat adanya perspektif lain yang bisa menunjukkan jika persaingan tersebut tampak terasa sehat.

Selain itu, kabar merger kedua startup yang memiliki valuasi tinggi tersebut bisa dikategorikan sebagai sebuah praktik bisnis yang wajar. Tokopedia adalah platform e-commerce yang cukup menguasai pasar dan Gojek memiliki ekosistem layanan transportasi, makanan, dompet digital, dan lainnya. Sehingga cocok jika keduanya bersatu menjadi GoTo.

Meski demikian, Gojek memang belum merambah layanan e-commerce sehingga jika keduanya merger, hal tersebut akan membuat Tokopedia dan Gojek menjadi semakin besar. Bahkan, persatuan dua perusahaan itu juga berpotensi membuat ekosistem digital jadi lebih kuat. Terlebih, Gojek hingga saat ini menjadi salah satu pemilik Bank Jago yang akan menjadi bank digital.

Dengan begitu, diharapkan toko yang terdapat dalam Tokopedia bisa diuntungkan dengan hadirnya Bank Jago. Contohnya bisa digunakan untuk mendapatkan pinjaman usaha. Intinya, dia menilai merger Tokopedia-Gojek justru lebih efisien. Sebab jika tanpa kolaborasi, keduanya akan membuka layanan sendiri dan membutuhkan investasi dengan jumlah dana yang lebih besar.

Kabar merger Gojek dan Tokopedia semakin santer terdengar dan GoTo akan dipimpin oleh empat eksekutif paling senior beberapa pekan terakhir. Pembagiannya, dua orang dari Gojek dan dua lainnya dari Tokopedia. Jajaran eksekutif tersebut yakni Andre Soelistyo selaku Co-CEO Gojek dan Kevin Aluwi, sedangkan dari Tokopedia ada CEO William Tanuwijaya dan Patrick Cao selaku Presiden Tokopedia.

Ke depan, diharapkan keempat pemimpin eksekutif tersebut mampu menyatukan kepala dan bersama-sama membuat keputusan penting untuk mengembangkan strategi bisnis secara keseluruhan bagi GoTo. Kendati demikian, berita tentang merger sudah banyak bertebaran di dunia maya. Di sisi lain, berita tentang pemegang saham dan rencana IPO tentang merger Gojek dan Tokopedia sudah banyak tersiar.

Sebelumnya, beberapa sumber mengungkapkan jika syarat kesepakatan merger telah disetujui dan keduanya sedang menanti restu dari para pemegang saham. Hal tersebut dijelaskan oleh seorang sumber yang enggan disebut identitasnya yang dilansir Reuters, Sabtu (10/4/2021).

Sehingga jika para pemegang saham telah merestui rencana merger keduanya, maka Gojek dan Tokopedia diprediksi akan segera merampungkan transaksi dalam beberapa minggu ke depan. Adapun salah satu pemegang saham Tokopedia merupakan perusahaan raksasa seperti Cina, Alibaba Group, sedangkan beberapa investor Gojek yakni Warburg Pincus dan Tencent Holdings.

Kedua perusahaan tersebut juga memiliki investor yang sama yakni Temasek Holdings, Sequoia Capital, dan Google. Selain membahas tentang merger, pada Januari lalu, Reuters mengungkapkan bahwa Gojek dan Tokopedia akan melakukan dual listing di Jakarta dan Amerika Serikat dan sudah mengincar dana hingga US$ 18 miliar atau sekitar Rp 263 triliun.

Angka tersebut tergolong cukup membuat entitas keduanya menjadi platform besar di Asia Tenggara dengan menawarkan layanan e-commerce, ekspedisi, transportasi umum, pesan-antar makanan, dan layanan lainnya. Bahkan ada beberapa skenario yang akan ditempuh. Salah satunya rencana Tokopedia yang akan lebih dahulu masuk bursa Jakarta setelah itu merger dengan Gojek, sebelum perusahaan gabungan keduanya masuk dalam bursa AS.