Bareksa.com - Kasus baru harian Covid-19 melesat pada pekan lalu, sehingga menjadi sentimen negatif di pasar saham dan obligasi. Investor reksa dana bisa mempertimbangkan diversifikasi dan pengalihan portofolio investasi ke aset lebih rendah risiko.
Chief of Research and Business Development Officer Bareksa, Ni Putu Kurniasari mengatakan pekan ini Indeks harga Saham Gabungan diproyeksikan masih akan cenderung turun dalam rentang 5.900-6.100. Imbal hasil (yield) obligasi negara juga diproyeksikan bergerak dalam rentang 6,55-6,70 persen.
Risiko datang dari lonjakan kasus baru harian Covid-19 yang mencapai 12.990 pada 18 Juni 2021, dan naiknya potensi tapering off obligasi pemerintah Amerika Serikat. Namun, suku bunga rendah dan data ekonomi Indonesia pasca Lebaran menunjukkan perbaikan dan bisa jadi sentimen positif bagi pasar.
"Risiko di pasar saham dan obligasi mulai mengalami kenaikan, sehingga investor dapat mempertimbangkan untuk diversifikasi atau pengalihan (switching) portofolio investasi ke aset yang lebih rendah risikonya seperti reksa dana pasar uang," ujarnya.
Di sisi lain, potensi penurunan IHSG maupun harga obligasi dapat menjadi kesempatan investor profil risiko agresif maupun moderat untuk melakukan top up ataupun pembelian dengan tetap mempertimbangkan risiko masing-masing.
Portofolio Reksa dana di Bank Digital
Lonjakan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir diproyeksikan akan kembali membatasi pergerakan masyarakat untuk beraktivitas di luar rumah, terutama untuk transaksi jual beli. Hal ini akan mendorong kenaikan nilai transaksi digital dan turut berpengaruh positif pada beberapa saham bank digital, salah satunya PT Bank Jago Tbk (ARTO), yang dalam setahun terakhir naik pesat hingga 1.000 persen.
Berikut beberapa reksa dana saham yang memiliki saham ARTO per Mei 2021 dan tersedia dalam aplikasi marketplace Bareksa.
Dari ketiga reksa dana tersebut, imbal hasil (return) Eastspring Investments Value Discovery Kelas A mengalami kenaikan tertinggi dalam setahun terakhir. Selain memiliki saham ARTO, dalam Top 10 portofolio selama bulan Mei, Eastspring juga tidak memiliki saham sektor konsumer dan sektor barang baku yang sejak awal tahun menjadi pemberat IHSG serta lebih banyak memiliki saham telekomunikasi.
Strategi pengelolaan reksa dana Eastspring cukup banyak mengalokasikan di saham-saham berkapitalisasi besar (big caps), terutama saham perbankan. Meskipun IHSG mengalami penurunan, saham big caps umumnya lebih likuid dan diminati oleh investor asing. Sehingga dalam jangka panjang, reksa dana Eastspring Investments Value Discovery Kelas A dapat menjadi salah satu pilihan investasi.
Ingin berinvestasi di reksa dana melalui aplikasi Bareksa? Daftar dan gunakan kode referal ini: KATADATA.
Disclaimer
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksa dana.