Pemerintah membutuhkan tambahan 20 ribu dokter dan perawat seiring lonjakan kasus Covid-19. Apalagi, banyak tenaga kesehatan yang saat ini tertular SARS-CoV-2.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kebutuhan tersebut berasal dari tujuh provinsi di Jawa dan Bali. Kebutuhan ini sedang diupayakan terpenuhi lewat organisasi maupun lembaga pendidikan.
“Kami ada masalah sumber daya manusia (SDM) karena banyak (nakes) terinfeksi sehingga kami perlu ganti serta ekspansi,” kata Budi saat rapat dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (13/7) dikutip dari Antara.
Budi telah memetakan saat ini sudah ada 19 ribu perawat yang sudah lulus uji kompetensi maupun masih sekolah namun di tingkat akhir. Sedangkan kebutuhan dokter mencapai 2.200 sampai 2.900 orang.
“Kami melihat ada sekitar 3.900 dokter selesai magang, akan kami percepat administrasinya agar mereka bisa masuk rumah sakit,” katanya.
Tak hanya itu, Budi juga melobi lembaga pendidikan agar tenaga kesehatan yang masih menempuh pendidikan bisa memperoleh tambahan kredit dari kiprah mereka menangani Covid-19.
“Karena mereka langsung praktik. Ini harusnya bsia masuk parameter penilaian ketika lulus,” ujar dia.
Sedangkan Kemenkes juga mengeluarkan aturan pemberian dosis ketiga vaksin Moderna kepada tenaga medis. Ini agar mereka dapat terlindungi dari corona selama merawat pasien.
“Tapi ini hanya untuk nakes karena sensitif sekali, belum semua rakyat dapat dosisnya,” ujar dia.
Dari data Kemenkes, kebutuhan nakes tambahan ini telah menghitung berbagai variabel, termasuk jika lonjakan Covid-19 mencapai 60%. Kebutuhan perawat terbesar berada di Jawa timur yakni 5.406 orang. Jatim juga memerlukan bantuan dokter sebanyak 1.013 orang.