Strategi Menkes Cegah Yogya dan Jakarta Kolaps Hadapi Lonjakan Corona

ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/rwa.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) berbincang dengan Kepala Puskesmas Jati Ahmad Muhammad (kedua kiri) saat meninjau penanganan COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (5/6/2021).
Penulis: Yuliawati
13/7/2021, 17.48 WIB

Pemerintah menyiapkan strategi bila terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang membutuhkan pelayanan rumah sakit. Bila terjadi lonjakan Covid-19, provinsi DI Yogyakarta dan DKI Jakarta bakal kesulitan menampung pasien.

"Kami membuat skenario ke depan menghitung kira-kira berapa yang harus kami tambah kalau kasusnya memburuk 30% dari sekarang dan sangat memburuk 60% dari sekarang," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat Rapat Kerja bersama Komisi Kesehatan DPR RI, Selasa (13/7).

Saat ini sekitar 90 ribu dari total sebanyak 120 ribu alokasi tempat tidur perawatan (Bed Occupancy Rate/BOR) untuk pasien Covid-19 di rumah sakit telah terisi sejak tujuh pekan terakhir.

Budi menjelaskan skenario terburuk pertama bila penyebaran kasus corona meningkat hingga 30% dalam jangka waktu dua minggu ke depan, membutuhkan tambahan 6.153 tempat tidur isolasi dan 8.933 tempat tidur ICU.  

Dengan ketersediaan saat ini, lonjakan kasus 30% akan membuat Yogyakarta kekurangan hingga 1.489 tempat tidur isolasi dan 734 tempat tidur ICU. Adapun, Jakarta akan kekurangan hingga 4.664 tempat tidur isolasi dan 4.438 tempat tidur ICU.

Skenario terburuk kedua, yakni apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19 hingga 60% dalam waktu dua pekan ke depan, membutuhkan tambahan 14.889 tempat tidur isolasi dan 12.142 tempat tidur ICU.

Lonjakan kasus tersebut akan membuat Yogyakarta kekurangan hingga 2.308 tempat tidur isolasi dan 939 tempat tidur ICU. Adapun, Jakarta akan kekurangan hingga 10.229 tempat tidur isolasi dan 5.880 tempat tidur ICU.

Lonjakan kasus 60% dalam dua pekan ke depan ini juga akan membuat Jawa Barat dan Jawa Tengah kekurangan tempat tidur untuk merawat pasien. Kemenkes memperkirakan Jawa Barat akan kekurangan hingga 2.352 tempat tidur isolasi dan kekurangan 3.440 tempat tidur ICU. Sedangkan Jawa Tengah akan kekurangan hingga 1.801 tempat tidur ICU.

Budi menyebutkan kementeriannya menyusun strategi mengatasi kemungkinan lonjakan tersebut dengan membahasnya bersama kepala daerah. Dia menyebutkan terdapat beberapa langkah yang disiapkan seperti pertama, konversi tempat tidur isolasi dan ICU hingga 40% dari total tempat tidur rumah sakit.

Kedua, penambahan rumah sakit khusus untuk perawatan Covid-19. Ketiga, pembukaan rumah sakit lapangan atau darurat untuk perawatan isolasi dan ICU.

Dia mengatakan strategi di tiap daerah akan berbeda, dia menyebutkan untuk wilayah Yogyakarta masih bisa mengkonversi sekitar 2.000 tempat tidur dari ketersediaan 8.200 tempat tidur di seluruh rumah sakit.



Situasi itu, kata Budi, berbeda dengan Jakarta yang sudah dikonversi lebih dari 50%. pemakaian tempat tidur perawatan pasien. Sehingga pemerintah akan mengkonversi rumah sakit besar khusus menangani Covid-19.

Tiga rumah sakit di Jakarta  dialihkan untuk menangani Covid-19 yakni Rumah Sakit Fatmawati, Rumah Sakit Persahabatan dan Rumah Sakit Sulianti Saroso. "Kami buat menjadi 100% untuk menangani Covid-19. Jadi ada tambahan mungkin mendekati 1.000 kamar," kata Budi.

Pada awal tahun ini, Kemenkes mengeluarkan instruksi agar 30% dari total 400 ribu atau 120 ribu kapasitas tempat tidur yang tersedia di rumah sakit dialokasikan untuk merawat pasien Covid-19.

Budi mengatakan tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 terus mengalami peningkatan, khususnya setelah tradisi mudik Idul Fitri 2021. Sebelum Idul Fitri tingkat BOR rumah sakit berkisar 23 ribu unit, kini meningkat hingga 90 ribu tempat tidur.

Reporter: Antara