Indonesia Akan Beli Jet Latih T-50 dari Korsel, Begini Spesifikasinya

Korea Aerospace Industries/koreaaero.com
Pesawat jet tempur T-50 buatan Korea Selatan.
Penulis: Sorta Tobing
22/7/2021, 14.45 WIB

Pemerintah Indonesia dilaporkan telah menyetujui kesepakatan pembelian enam unit pesawat jet latih (trainer) tipe T-50. Jet yang kerap disebut Golden Eagle ini dibeli dari perusahaan dirgantara Korea Selatan, Korea Aerospace Industries (KAI).

Kesepakatan itu sendiri bernilai US$ 240 juta atau setara Rp 3,4 triliun. Kabar ini terungkap melalui pemberitaan media lokal Negeri Ginseng, Yonhap, Selasa (21/7).

Kabarnya, pesawat jet latih bertipe T-50 ini akan dikirimkan bertahap oleh KAI ke Angkatan Udara Indonesia. Mulai 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024. Namun, hingga kini, Kementerian Pertahanan RI belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal tersebut

Spesifikasi Pesawat Jet T-50 Asal Korsel

Dilansir dari laman resmi TNI Angkatan Udara, T-50 Golden Eagle adalah pesawat jet latih sedang ringan buatan Amerika-Korea. Jet T-50 ini dikembangkan sejak akhir 1990an oleh KAI, dengan bantuan Lockheed Martin.

Menurut laman Airforce Technology, pesawat ini sebelumnya dikenal sebagai KTX-2 yang dibangun untuk Angkatan Udara Republik Korea (RoKAF). T-50 pertama kali diluncurkan pada Oktober 2001, pada sebuah upacara di Sachon, Korea Selatan. Lalu, penerbangan perdananya berlangsung setahun kemudian, pada Agustus 2002.

T-50 dirancang untuk memberikan pelatihan pilot untuk pesawat tempur generasi sekarang dan berikutnya. Meski merupakan jet tempur latihan, namun spesifikasi pesawat ini sangat lengkap.

Spesifikasi Jet T-50 Golden Eagle

Melansir laman resmi KAI, pesawat ini dibekali mesin General Electric F404 yang dibuat oleh Samsung dengan lisensi khusus. Mesin turbofan ini dilengkapi dengan kontrol elektronik digital otoritas penuh (FADEC). 

Mesinnya memiliki saluran masuk udara yang dipasang di sisi ganda di kedua sisi badan pesawat di bawah sayap. Dengan kelengkapan tersebut, T-50 mampu terbang dengan kecepatan maksimum 1.837 kilometer (km) per jam. Dengan ketinggian jelajah diatas 9 kilometer. Jangkauan dan ketinggian terbangnya adalah 1.851 kilometer.

Selain itu, T-50 ini memiliki tujuh tangki bahan bakar internal yang dilengkapi dengan sistem bahan bakar Argo-Tech. Pesawat ini dapat membawa 2.655 liter bahan bakar, dengan opsi tiga tambahan 570 liter tangki bahan bakar eksternal.

Dalam persenjataan, pesawat ini memiliki tujuh cantelan eksternal untuk membawa senjata. Satu di garis tengah di bawah badan pesawat. Dua di bagian bawah setiap sayap dan rel peluncuran rudal AIM-9 Sidewinder di dua ujung sayap.

Pesawat ini juga dibekali senjata kaliber 20 milimeter (mm). T-50 juta mampu memboyong beberapa senjata ledak, seperti misil, baik misil air-to-air atau air-to-ground, roket jenis Hydra 70, dan juga berbagai jenis bom.

Negara Mana Saja yang Pakai T-50?

Sejak pertama dirakit pada 1999, pesawat jet T-50 telah digunakan beberapa negara, seperti Irak, Thailand, Turki, Peru, dan Filipina. Indonesia sudah memiliki 14 unit pesawat latih ini.

Hingga Selasa (20/7), KAI telah mengekspor total 154 jet latih ke negara-negara tersebut. Jumlah itu terdiri atas 70 jet latih lanjutan T-50 dan 84 jet latih dasar KT-1.

Saat ini, pesanan ekspor tambahan telah datang dari Irak, Polandia, dan Spanyol. Selain itu, Filipina juga telah memulai negosiasi kontrak untuk memesan pesawat ini.

Tak hanya itu, T-50 juga sedang dipasarkan sebagai kandidat untuk program pelatih TX generasi mendatang Angkatan Udara Amerika Serikat. KAI juga saat ini sedang mendorong untuk mengekspor pesawat canggih T-50 ke Botswana, dan Argentina.

Jet tempur Rafale (Katadata)

Rencana Pembelian Jet Tempur 

Indonesia saat ini sedang getol dalam modernisasi alutsista. “Mulai tahun ini hingga tahun 2024, kami akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap,” ujar Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, dikutip dari Kompas.com, Kamis (18/2).

Dua yang akan diakuisisi adalah multi-role combat aircraft Dassault Rafale dan F-15 EX. Keduanya merupakan produksi perusahaan asal Prancis, Dassault Aviation.

Pemerintah Indonesia dilaporkan tertarik membeli 48 jet tempur Dassault Rafale buatan Prancis. Sejauh ini negara yang sudah membeli pesawat Rafale adalah India, Libya, Inggris, dan Swiss.

Dassault Rafale disebut sebagai satu-satunya pesawat tempur yang bisa menghindari sistem rudal S-200 milik Libya. Ia dinilai lebih bagus dari pesawat tempur milik empat negara Eropa (Inggris, Jerman, Itali, Spanyol), Eurofighter Thypoon.

Jika dibandingkan dengan T-50, pesawat ini memiliki kecepatan yang lebih baik yakni 2.130 km per jam. Adapun soal persenjataan, pesawat ini memiliki GIAT 30/719B cannon dengan 125 bulatan hingga rudal nuklir ASMP-A.

Pesawat tempur lainnya yang dilirik Indonesia, yakni F-15EX buatan perusahaan penerbangan asal Amerika Serikat, Boeing, dan Dassault Rafale. Dalam hal persenjataan, pesawat ini tak kalah dengan yang lainnya. 

Boeing F-15EX dapat meluncurkan senjata hipersonik hingga sepanjang 22 kaki dan berat hingga 7 ribu pound. Pesawat ini dilengkapi sistem peperangan elektronik eagle passive/active warning dan survivability system. Sistem yang dibuat oleh BAE Systems ini untuk meningkatkan efektivitas misi dan kemampuan bertahan.

Penyumbang bahan: Alfida Febrianna (magang)