Indonesia telah menemukan 3 kasus Covid-19 varian Delta Plus transmisi lokal yang menyebar di tengah masyarakat. Oleh sebab itu Kementerian kesehatan meminta masyarakat lebih rajin menjaga protokol kesehatan serta segera ikut dalam program vaksinasi.
Bukan tanpa sebab, varian tersebut masih sama dengan mutasi sebelumnya. Oleh sebab itu penanganan yang perlu dilakukan di tengah masyarakat tak jauh berbeda.
"Ini masih varian Delta, jadi masih sama," kata Direktur Pencegahan dan Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi kepada Katadata.co.id, Kamis (29/7).
Siti sebelumnya mengatakan, sudah ada 3 varian delta plus yang ditemukan di Indonesia. Namun ketiga kasus tersebut merupakan transmisi lokal dan sudah sembuh dari Covid-19.
"Hanya 3 kasus. 2 di Jambi dan 1 di Sulawesi Barat," ujar dia. Ia pun mengatakan pemerintah akan memperketat penerapan protokol kesehatan serta melakukan deteksi dini untuk mencegah perluasan varian Delta Plus.
Sedangkan epidemiolog dari University of Griffith University Dicky Budiman pun memperkirakan, varian delta plus itu sudah menyebar di masyarakat. Menurutnya, kondisi itu terjadi lantaran surveilans masih bersifat terbatas sehingga kasus yang ditemukan masih minim.
Untuk itu, ia menyarankan pemerintah untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan baik. Selain itu, upaya pengetesan, penelusuran, dan perawatan kasus perlu ditingkatkan.
Kemudian, vaksinasi harus dilakukan secara merata di setiap wilayah. "Lakukan dengan benar, testingnya, lalu tracing 80% dari kasus kontak diidentifikasi, isolasi karantina harus 14 hari," ujar Dicky, Kamis (29/7).
Adapun Ikatan Dokter Indonesia menduga varian Delta Plus menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Jambi serta Sulawesi Barat. Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI Jambi dr Nirwan Satria mengatakan hal ini terlihat dari penambahan kasus di jambi sebesar 442 pasien pada 18 Juli.
Padahal sebelumnya penambahan angka kasus harian Covid-19 di Jambi rata-rata di bawah 100. Setelah diperiksa lewat whole genome sequencing (WCG), dan ternyata ditemukan varian Delta Plus dalam penularan angka kasus tersebut.
“Kami infokan bahwa di Jambi sudah masuk varian Delta Plus, sama dengan di Mamuju, Sulbar,” kata Nirwan, Rabu (28/7) lalu.
Sebagai informasi, varian Delta Plus terbentuk dari mutasi Delta atau B.1.617.2. Varian Delta disebut-sebut sebagai penyebab gelombang kedua Covid-19 di India.
Pejabat kesehatan negara Bollywood telah mengidentifikasi tiga karakteristik Delta Plus. Dari laman berita Al Jazeera, karakter pertama adalah meningkatkan transmisibilitas atau penularan. Kedua, lebih mengikat reseptor sel paru-paru. Sedangkan yang ketiga adalah berpotensi mengurangi respon antibodi.
“Mutasi itu mungkin tidak mengarah ke gelombang ketiga di India karena tergantung juga pada perilaku masyarakat, tetapi itu bisa menjadi salah satu alasannya,” kata Tarun Bhatnagar, seorang ilmuwan di Dewan Penelitian Medis India yang dikelola negara.
Para ahli percaya turunan Delta kemungkinan lebih menular. Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat Dokter Anthony Fauci mengatakan sebanyak 6% kasus di AS berasal dari varian tersebut. “Jelas penularannya lebih besar daripada wild type (virus Covid-19 yang belum bermutasi),” ujarnya, dilansir dari CNN.
Reporter: Akbar Malik Adi Nugraha (magang)