Harapan pada Ahsan/Hendra untuk Raih Medali Emas Olimpiade

ANTARA FOTO/Humas PBSI/Nafi
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan (kanan) dan rekannya Hendra Setiawan berjabat tangan di sela pertandingan.
Penulis: Sorta Tobing
30/7/2021, 14.16 WIB

Langkah pasangan ganda putra bulutangkis Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo di Olimpiade Tokyo 2020 resmi berhenti di perempat final. Keduanya kalah oleh wakil Malaysia, Aaron Chia dan Soh Wooi Yik pada pertandingan kemarin, Kamis (29/7).

Pasangan yang kerap disebut The Minions itu harus menerima kekalahan pahit usai bertanding di Musashino Forest Sport Plaza. Skor akhirnya adalah 14-21 dan 17-21, dalam waktu 33 menit.

Ganda putra nomor satu dunia ini mengakui permainan pasangan Malaysia sangat baik. Marcus mengungkapkan alasan kekalahannya karena dia dan Kevin harus bermain di bawah tekanan.

“"Kami memang sudah siap, tapi lawan bermain lebih baik karena mungkin mereka tampil tanpa beban. Sementara, kami bermain di bawah tekanan," kata Marcus, dikutip dari Antara.

Masih ada harapan untuk tim bulutangkis RI. Pasangan ganda putra Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan berhasil maju ke semifinal Olimpiade usai menang 21-14, 16-21 dan 21-9 atas pasangan Jepang Takeshi Kamura dan Keigo Sonoda di hari yang sama. 

The Daddies, begitu julukan keduanya,  bakal melawan duet maut ganda putra Taiwan, Lee Yang dan Wang Chi-Lin untuk memperebutkan tiket ke final Olimpiade Tokyo 2020, hari ini pukul 16.15 WIB.

Dua pasangan ganda putra tersebut memang berada dalam tekanan yang luar biasa setelah sebelumnya tim bulutangkis Indonesia didiskualifikasi dari All England 2021. Olimpiade Tokyo menjadi ajang penentuan untuk kembali mengharumkan nama bangsa di dunia bulutangkis. 

Keinginan ini juga disampaikan langsung oleh Rionny Mainaky, Kepala bidang pembinaan dan prestasi PBSI. “Kami akan habis-habisan mempertahankan tradisi medali emas.” ujar saudara kandung pebulu tangkis legendaris Rexy Mainaky, kepada BBC Indonesia, (24/7).

Dua pasangan muda Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan memang sejak awal dijadikan senjata andalan untuk merebut medali emas. Hal ini karena dua pasangan tersebut ada di peringkat pertama dan kedua ganda putra dunia.

Keduanya sejak awal memang memiliki peluang besar meraih emas. Namun, posisi ini sejak awal memang sudah disadari dapat menjadi kendala oleh pelatih ganda putra, Henry IP.

“Yang tidak kalah penting adalah mengatur suasa hati pemain. Saya harus bisa menjaga motivasi, menjaga mental, agar target bisa dicapai,” kata Henry.

Prestasi Ganda Putra Bulutangkis RI di Olimpiade

Dalam sejarahnya, emas pertama yang berhasil dikumpulkan ganda putra Indonesia diraih pasangan legendaris Rexy Mainaky dan Ricky Subagja pada Olimpiade Atlanta 1996. Keduanya menang usai mengalahkan musuh bebuyutannya pasangan Malaysia, Yap Kim Hock dan Cheah Soon Kit. 

Empat tahun kemudian, prestasi serupa terjadi. Ganda putra Candra Wijaya dan Tony Gunawan berhasil menaklukkan pemain Korea Selatan Lee Dong-soo dan Yoo Yong-sung pada Olimpiade Sydney 2000. 

Terakhir kali ganda putra Indonesia merasakan medali emas adalah pada Olimpiade Beijing 2008, oleh pasangan Hendra Setiawan dan Markis Kido setelah mengalahkan pemain tuan rumah, Cai Yun dan Fu Haifeng. 

Selain emas, ganda putra Indonesia juga pernah sekali mendapatkan perak dan perunggu pada Olimpiade.

Penyumbang bahan: Dhia Al Fajr (magang)