Amerika Serikat Tambah Bantuan Obat, Peralatan Oksigen ke Indonesia

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan sambutan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Retno melakukan pertemuan dengan pejabat Amerika Serikat pada Senin (3/8) untuk membahas kerja sama kedua negara dalam penanganan pandemic.
Penulis: Maesaroh
3/8/2021, 11.26 WIB

Amerika Serikat (AS) berkomitmen untuk menambah bantuan bagi penanganan Covid-19 di Indonesia. Amerika Serikat akan memberikan pasokan peralatan oksigen, alat kesehatan, dan obat-obatan senilai USD 30 juta atau setara dengan Rp 420 miliar. Mereka juga akan memberikan dukungan kerja sama dose-sharing vaksin Moderna melalui Covax Facility yang berjumlah 8 juta dosis.


Komitmen tersebut disampaikan Penasihat Keamanan Nasional AS (NSA), Jake Sullivan saat melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P. Marsudi di Gedung Putih, Senin waktu AS (2/8). Menurut Retno, tambahan bantuan merupakan wujud dari komitmen dari penguatan kemitraan strategis Indonesia-AS.
“Kehadiran saya di Washington DC adalah bukti nyata komitmen Indonesia untuk meningkatkan hubungan bilateral RI-AS,” kata Retno, seperti disampaikan siaran pers Kementerian Luar Negeri, Selasa (3/8).

 Pertemuan Retno dan  Sullivan memang lebih difokuskan pada kerja sama dua negara untuk mengatasi pandemi Covid-19. Dengan tambahan sebesar USD 30 juta maka total bantuan Amerika Serikat untuk Indonesia sejak awal pandemi mencapai USD 65 juta atau setara dengan Rp 936 miliar.  Selain bantuan kesehatan, Amerika Serikat sudah mengirimkan tambahan vaksin Moderna sebanyak 3,5 juta yang telah tiba di Jakarta, Minggu (1/8).

Dalam pertemuan tersebut, Retno dan Sullivan juga membahas kerja sama jangka panjang Indonesia-Amerika Serikat di bidang kesehatan baik dalam kapasitas nasional, regional dan global untuk menghadapi pandemi mendatang. Secara khusus, Retno berharap Amerika Serikat akan membantu Indonesia dalam membangun pusat produksi vaksin di tanah air.
“Indonesia mengharapkan dukungan Amerika Serikat untuk dapat membangun kapasitas Indonesia dalam membuat vaksin teknologi terkini yang berbasis mRNA dan obat terupatik penyakit menular," ujar Retno.

 Dalam rangkaian pertemuan di Gedung Putih, Menteri Luar Negeri Retno juga bertemu dengan beberapa industri farmasi dan kesehatan diantaranya Eli Lilly (perusahaan obat-obatan, President dan CEO Arcturus (farmasi yang bergerak dalam pembuatan vaksin mRNA) dan Baylor College of Medicine (pusat riset pembuatan vaksin protein rekombinan).

Dalam pertemuan dengan Eli Lilly, perusahaan tersebut berkomitmen memberikan dukungan obat-obatan untuk Covid-19 sebesar USD 51,6 juta atau setara dengan Rp 743 miliar. Sementara itu, dalam pertemuan dengan perusahaan pengembang vaksin, dibahas kemungkinan kolaborasi pengembangan vaksin berbasis mRNA di Indonesia agar Indonesia memiliki kemampuan pengembangan vaksin berbasis teknologi terbaru serta kerja sama di luar penanganan Covid-19.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan membangun global hub untuk produksi vaksin Covid-19 di Indonesia. Pusat produksi vaksin Covid ini akan mengembangkan metode pembuatan vaksin berbasis nucleic acid mRNA.

 “Saya sedang dalam finalisasi dengan WHO untuk bisa membangun global hub untuk vaksin dengan teknologi nucleic acid mRNA atau DNA di Indonesia.” kata Budi dalam acara Sosialisasi Universitas Airlangga (Unair) mengenai Gerakan Aksi Bersama Serentak Tanggulangi Covid-19 (Gebrak Covid-19), Jumat (30/7).