Kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 16 dari 140 negara versi Global Fire Power. Indeks kekuatannya berada di level 0,2684, di bawah Jerman (0,2519) dan di atas Arab Saudi (0,3231). Bahkan lebih tinggi daripada Australia, Israel, dan Spanyol.
Di peringkat pertama adalah Amerika Serikat. Posisi berikutnya Rusia. Lalu, di peringkat ketiga adalah Tiongkok.
Melansir dari situs Global Fire Power atau GFP, Indonesia menjadi negara dengan kekuatan militer terkuat di kawasan Asia Tenggara. Situs ini mengukur kekuatan tersebut berdasarkan jumlah sumber daya manusia, angkatan udara, darat, dan laut, serta sumber daya alam, logistik, keuangan, dan geografi.
Tercatat Indonesia pada tahun ini memiliki 800 ribu personel militer, terdiri dari 400 ribu militer aktif dan sisanya cadangan. Negara ini juga memiliki 108,6 juta jiwa yang sangat berguna di masa perang.
Dari sisi sumber daya alam, kapasitas produksi minyak Tanah Air mencapai 800 ribu barel per hari. Cadangannya mencapai 3,2 miliar barel.
Lalu, segi alat utama sistem senjata Tentara Nasional Indonesia alias alutsista TNI terbagi dalam tiga. Di kekuatan darat, negara ini memiliki 331 tank, 1.430 kendaraan tempur lapis baja, 153 artileri swagerak, 366 artileri tarik, dan 63 peluncur roket.
Dalam kekuatan darat tank dianggap sebagai kekuatan utama karena perannya sebagai senjata garis depan. Kekuatan tank Indonesia jika merujuk pada GFP berada di peringkat 46, berada di bawah Argentina dan di atas Spanyol.
Sedangkan dari mantra laut, Indonesia pada 2021 memiliki tujuh kapal fregat, 24 kapal korvet, lima kapal selam, 179 kapal patroli, 10 kapal penyapu ranjau. Jumlah 282 kapal ini menjadikan Indonesia berada di peringkat 10 dunia.
Angka tersebut berada di bawah India dan di atas Italia. Di tingkat regional, kekuatan laut Indonesia di bawah Thailand yang menduduki urutan delapan dengan 291 aset.
Terakhir, kekuatan pertahanan udaranya terdiri dari pesawat tempur, pesawat serang darat, pesawat angkut, pesawat latih, pesawat intai dan misi khusus, helikopter, dan helikopter tempur.
Untuk mempertahankan ruang udara suatu negara, pesawat tempur dianggap sebagai aset utama. Pesawat ini dapat digunakan dalam pertempuran udara untuk menyerang pesawat lain hingga menyerang objek darat.
Tahun ini Indonesia memiliki 458 aset kekuatan udara, terdiri dari 41 pesawat tempur, 38 pesawat serang udara, 109 pesawat latih, 64 pesawat angkut, 17 pesawat intai dan misi khusus, 1 pesawat tanker, 188 helikopter, dan 15 helikopter tempur.
Dengan semua kelengkapan tersebut, negara ini berada di peringkat 28 sebagai negara dengan aset udara terbanyak. Posisinya di bawah Suriah dan di atas Kolombia.
Program Modernisasi dan Penambahan Alutsista
Indonesia juga diuntungkan dengan memiliki wilayah yang luas hal ini berperan baik untuk penyerangan ofensif dan defensif. Namun, letak geografis ini juga membutuhkan alutsista yang tidak sedikit.
Dengan kekuatan yang ada saat ini, TNI masih belum dapat melindungi seluruh wilayah Indonesia. Karena itu, pemerintah akan melakukan modernisasi dan penambahan alutsista.
Hal ini lalu menjadi program prioritas Kementerian Pertahanan dengan mengejar minimum essential force (MEF) atau kekuatan pokok minimum persenjataan TNI. Target programnya terpenuhi pada 2024.
MEF sebenarnya sudah ada sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007. Ketika itu SBY membuat program tersebut karena melihat pertahanan Indonesia yang sangat kurang.
Programnya terbagi dalam tiga tahap, yaitu MEF I (2010-2014), MEF II (2015-2019), dan MEF III (2020-2024). Untuk menunjang pelaksanaannya pemerintah membutuhkan dana Rp 137 triliun.
Dana tersebut untuk pengadaan, modernisasi, dan harwat (pemeliharaan dan perawatan) alutsista TNI. Selain, itu pemerintah tengah merancang peraturan presiden (Perpres) masterplan modernisasi alutsista TNI.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memaparkan daftar belanjanya tahun ini berupa dukungan pengadaan alutsista TNI sebanyak 5 paket. Kemudian, pengadaan amunisi kaliber kecil sebanyak 1 paket, dukungan pengadaan atau penggantian kendaraan tempur sebanyak 12 unit, hingga kapal perang, alat apung, dan kendaraan tempur/taktis (ranpur/rantis) mantra Laut sebanyak 14 unit.
Penyumbang bahan: Dhia Al Fajr (magang)