Akses Diperluas, Masyarakat Umum Bisa Terima Vaksin Covid-19 Moderna

ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz/Pool/foc/cf
Eduardo Munoz/Pool Michelle Chester, DNP, direktur, pegawai layanan kesehatan, Northwell memperlihatkan vaksin penyakit virus korona (COVID-19) Moderna di Northwell Health's Long Island Jewish Valley Stream Hospital di New York, Amerika Serikat, Senin (21/12/2020). Kemenkes akan membuka akses vaksin Moderna buat masyarakat umum.
10/8/2021, 20.08 WIB

Pemerintah akan memperluas sasaran pemberian vaksinasi Covid-19 dengan merek Moderna. Jika sebelumnya vaksin asal Amerika Serikat itu hanya terbatas digunakan untuk suntikan ketiga tenaga kesehatan, nantinya masyarakat umum juga bisa mengakses vaksin tersebut.

Langkah tersebut sejalan dengan rencana memacu dua juta vaksinasi Covid-19 per hari. Sebelumnya Kementerian Kesehatan juga berencana membuka akses Moderna bagi ibu hamil.

“Memang akan diberikan kepada masyarakat umum, berbarengan (dengan ibu hamil),” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi kepada Katadata.co.id, Selasa (9/8).

Sebelumnya Kementerian Kesehatan juga memastikan ibu hamil di daerah prioritas bisa mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dengan Moderna, Pfizer, dan Sinovac. Hal ini dilakukan lantaran banyak ibu yang sedang mengandung terkena virus corona.

Pemberian dosis pertama dilakukan saat trimester kedua kehamilan. Aturan tersebut juga telah termaktub dalam Surat Edaran Kemenkes berkop HK.02.01/I/2007/2021 yang terbit 2 Agustus lalu.

Sedangkan praktisi kesehatan sekaligus relawan Covid-19 Universitas Gadjah Mada, Dr Muhamad Fajri Adda'i menjelaskan, reaksi bisa terjadi usai seseorang mendapatkan suntikan vaksin Moderna.

Di samping memiliki efikasi 94,1%, vaksin Moderna juga memicu respons tubuh yang cukup kuat sekaligus antibodi tertinggi dibanding vaksin lain. Reaksi usai vaksinasi Moderna bisa berbeda, di antaranya seperti demam, tidak enak badan, kelelahan, muncul ruam dan nyeri.

"Untuk memberikan pemahaman terhadap reaksi vaksinasi. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda jadi tidak bisa disamakan," kata Fajri dilansir dari Antara, Minggu (8/8).

Sedangkan Kemenkes memastikan tak akan memberikan dosis vaksin ketiga alias booster saat ini kepada masyarakat. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksin dosis ketiga hanya diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes) lantaran masih ada 140 juta orang belum menerima vaksin Covid-19.

Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan vaksin Covid-19 diberikan kepada 280 juta penduduk. Namun, baru 70 juta orang yang menerima vaksin virus corona.