Tak Cuma Indonesia, WHO Susun Peta Jalan Prokes Hidup Bersama Covid-19

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Sebuah kalimat penyemangat tertulis di hazmat salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Pemerintah tengah menyusun peta jalan protokol kesehatan agar masyarakat bisa hidup berdampingan dengan Covid-19.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Maesaroh
10/8/2021, 21.37 WIB

Pemerintah tengah menyusun peta jalan (roadmap) protokol kesehatan agar masyarakat bisa hidup berdampingan dengan Covid-19. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, bukan hanya Indonesia yang menyusun strategi jangka panjang dalam menghadapi  Covid-19.

"Negara lain dan organisasi internasional seperti Bank Dunia dan WHO tengah siapkan panduan baik dari sisi kesehatan dan ekonomi," kata Wiku dalam konferensi pers, Selasa (8/10).

Wiku menambahkan penyusunan roadmap sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menilai masyarakat harus beradaptasi dengan situasi pandemi. Sebab, Covid-19 akan hidup dalam rentang waktu yang tidak sebentar.  Sebagai bagian dari upaya penyusunan roadmap, pemerintah  terus memantau perkembangan kasus Covid-19 secara aktual. Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil kebijakan secara tepat, baik dalam penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi.

"Untuk itu upaya terbaik yang bisa kita lakukan adalah memaksimalkan upaya pengendalian secara paralel untuk proteksi maksimal," ujar dia.

 Terpisah, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan pemerintah tengah melakukan finalisasi pilot project protokol kesehatan tersebut.  Namun, dia enggan menjelaskan lebih rinci seperti apa penerapan pilot project protokol kesehatan itu.

"Sedang difinalkan teknis pelaksanaannya," kata Nadia kepada Katadata.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Senin (9/8), mengatakan Presiden Jokowi telah meminta jajarannya untuk menyusun peta jalan protokol kesehatan untuk 6 kategori, mulai dari mal hingga kantor. Langkah itu diambil karena Presiden Jokowi  memprediksi masyarakat Indonesia akan hidup berdampingan dengan Covid-19 dalam waktu yang cukup lama. 

Budi Gunadi mengatakan protokol kesehatan ini disusun agar masyarakat bisa menjalankan aktivitas ekonomi secara normal dengan kondisi lebih aman. Dengan demikian, aktivitas dapat dibuka secara bertahap tanpa mengorbankan keamanan.

"Kami segera lakukan pilot project yang mengatur secara digital penerapan protokol kesehatan di enam aktivitas utama," kata Budi dalam konferensi pers, Senin (9/8).

Enam aktivitas tersebut meliputi perdagangan modern seperti mal, pusat perbelanjaan dan perdagangan tradisonal seperti pasar basah atau toko kelontong. Kemudian, kantor dan kawasan industri serta transportasi darat, laut, dan udara. Selanjutnya, peta jalan untuk lokasi pariwisata seperti hotel, restoran, dan event; aktivitas keagamaan, dan pendidikan juga akan disusun.

Nantinya, pengunjung akan dilakukan pemindaian untuk mengetahui apakah sudah divaksinasi Covid-19. Jika sudah divaksin, pengunjung bisa diberikan pelonggaran protokol kesehatan. Budi menyampaikan salah satu contohnya, pengunjung restoran yang sudah divaksin bisa duduk berempat di satu meja hingga bisa membuka masker. Sementara, pengunjung yang belum divaksin akan ditempatkan di ruang terbuka dengan kapasitas dua orang di satu meja.

Menurut Budi, Presiden Jokowi meminta agar protokol kesehatan itu bisa mendampingi kehidupan masyarakat. "Ke depan benar-benar bisa praktis, bisa digital dan berbasis informasi teknologi," ujar Budi.

Reporter: Rizky Alika