Sandiaga: Ekonomi Kreatif RI Masuk 3 Besar Dunia, Setelah AS dan Korea

ANTARA FOTO/Maulana Surya/hp.
Perajin mendemonstrasikan pembuatan produk kerajinan kreatif dalam pameran Solo Art Market (SAM) di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (5/6/2021). Selain untuk mengangkat potensi UMKM dan pariwisata Kota Solo, pameran tersebut diharapkan dapat membantu perajin, seniman dan pelaku komunitas kreatif di Solo dalam memasarkan produknya.ANTARAFOTO/Maulana Surya/hp.
12/8/2021, 13.45 WIB

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meyakini kontribusi ekonomi kreatif Indonesia terhadap produk domesti bruto (PDB) berada di posisi tiga besar dunia.

“Kita sekarang sudah ada di posisi tiga dunia, setelah Amerika dengan Hollywood di posisi satu, kemudian Korea dengan K-pop di posisi kedua,” kata Sandiaga dalam Webinar Katadata ‘Menumbuhkan Ekonomi Kreatif untuk UMKM Indonesia’, Kamis (12/8).

Dari 17 subsektor ekonomi kreatif, Sandiaga mengatakan, tiga subsektor yang menjadi penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, di antaranya kuliner, fesyen dan kriya. Produk-produk yang dihasilkan oleh sebagian besar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia menyumbang sebesar Rp 1.100 Triliun terhadap PDB Indonesia sepanjang tahun 2020.

Pencapaian tersebut diyakini Sandiaga sebagai bukti bahwa sektor ekonomi kreatif mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. “Mudah-mudahan kita bisa terus memberikan pendampingan dan fasilitasi kepada para pelaku UMKM , agar mereka bukan hanya bisa bertahan tapi juga mampu untuk menangkap peluang dan menjadi pemenang,” kata dia.

Ia mengatakan, Kemenparekraf menyiapkan berbagai program untuk membantu pelaku UMKM dalam memajukan usahanya, sehingga tidak semakin terpuruk di tengah pandemi. Program tersebut di antaranya, program pelatihan untuk berjualan online, pelatihan untuk menciptakan konten kreatif sebagai sarana promosi usaha, dan pelatihan dalam membuat kemasan produk yang menarik untuk meningkatkan nilai tambah.

“Program seperti bedah desain kemasan kuliner dan bedah gerai kuliner juga terus kita lakukan untuk membantu para UMKM meningkatkan nilai tambah usahanya,” ujarnya.

Selain itu, Kemenparekraf juga memberikan bantuan kepada para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif melalui program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) 2021. Program ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas dan produksi ekonomi kreatif.

Total anggaran program BIP sebesar Rp 60 miliar akan diberikan kepada enam subsektor ekonomi kreatif. Penerimanya meliputi aplikasi digital, pengembangan permainan, fesyen, kriya, kuliner, film, dan sektor pariwisata.

Sandiaga menilai, program BIP 2021 dapat menjadi terobosan untuk menjaring lebih banyak usaha-usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta mampu menciptakan geliat baru dunia usaha. “Saya juga berharap ekonomi kreatif akan menjadi tulang punggung dari kebangkitan ekonomi Indonesia dan UMKM akan menjadi lokomotifnya,” kata dia.

Sementara itu, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) juga menyiapkan beberapa program utama yang menjadi solusi dalam membantu para pelaku UMKM naik kelas. Pertama,program transformasi dari informal ke formal. Kedua, transformasi pemanfaatan inovasi dan digital, dan yang ketiga transformasi UMKM untuk masuk ke dalam rantai pasok baik lokal maupun global.

“Kita mendorong seluruh usaha mikro untuk bertransformasi menjadi formal melalui pendaftaran perizinan dan lainsebagainya, terutama dengan cara yang paling mudah dan gratis yakni pendaftaran nomor izin berusaha (NIB) yang bertujuan untuk memformalkan usaha mereka,” kata Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya

Eddy mengatakan, para pelaku UMKM akan terus diberikan pendampingan untuk mendapatkan izin, mulai dari izin industri rumah tangga, izin edar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI), sertifikasi halal, dan izin Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

“Untuk masuk rantai pasok tadi, kita bantu mereka dengan digitalisasi proses dan pendampingan dengan platform-platform yang ada. Seperti memberikan fasilitas akses untuk masuk dalam 40% belanja pemerintah melalui UMKM yang ada di LKPP,” kata dia.

Selain itu, Kemenkop UKM juga memberikan bantuan kepada para pelaku UMKM melalui program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) Tahun 2021. Program BPUM ini menargetkan 12,8 juta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Tahun ini, dana yang akan diberikan kepada masing-masing pelaku UMKM adalah Rp 1,2 juta.

Lebih lanjut, ia mengatakan, para pelaku UMKM harus kreatif dan inovatif dalam membuat produk. Di mana produk-produk yang dihasilkan memiliki ciri khas agar diminati banyak orang. Selain itu, ia mengimbau kepada para pelaku usaha untuk gencar melakukan promosi produknya melalui platform digital seperti YouTube dan TikTok.

“Kalau produk kita spesifik dan punya ciri khas, insya Allah usahanya akan langgeng,” ujar dia.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi