Pandemi Covid-19 membuka kesempatan kepada Indonesia untuk bisa mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan. Ketua Dewan Perwakilan Daerah atau DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, ketahanan pangan harus menjadi solusi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Karena ancaman perang masa depan adalah perumpunan sumber daya pangan dan air bersih,” kata La Nyalla dalam Sidang Tahunan Bersama MPR, DPR, dan DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/8).
Dia mendorong pemerintah mendahulukan perkembangan industri-industri hulu yang sudah dibangun sejak era orde lama dan orde baru. Industri dalam negeri tidak boleh dibiarkan mati meski sudah tidak efisien lagi dibanding impor.
Ia meminta agar industri-industri terutama di sektor strategis yang sudah ada untuk direstorasi atau diperbaiki demi mewujudkan kemandirian pangan. “Karena sebagai negara yang besar dan tangguh, kita mutlak memiliki heavy industry di sektor-sektor strategis terutama untuk mewujudkan kemandirian pangan,” kata dia.
Selain itu, ia juga mendorong pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan kemandirian dalam membangun sarana produksi dan alat produksi. Hal ini dinilainya sebagai perwujudan prinsip koperasi yang dicanangkan oleh Mohammad Hatta, di mana masyarakat berhimpun dengan tujuan mewujudkan kemandirian demi kesejahteraan.
“Sehingga para anggota koperasi sama dengan para pemegang saham di lantai bursa, bedanya jika pemegang saham di lantai bursa bisa siapapun termasuk orang asing, maka koperasi hanya dimiliki oleh warga negara Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pandemi juga memberi hikmah sekaligus pekerjaan besar untuk memikirkan soal ketahanan ekonomi bangsa ini di sektor produksi dalam negeri, mulai dari skala UKM hingga menengah besar. Ia menyoroti dominasi barang-barang impor yang ada di marketplace, sementara Anak bangsa hanya menjadi pedagang yang menjual melalui dropshipper besar yang ada.
“Tentu banyak hikmah dan tugas berat yang masih harus kita kerjakan sebagai negara yang diharapkan tangguh dan tumbuh ini,” ujarnya.