5 Juta Dosis Sinovac Tiba, Indonesia Kantongi 190 Juta Vaksin Covid-19

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Petugas kesehatan memasukan vaksin COVID-19 ke jarum untuk disuntikkan kepada pemuka agama saat vaksinasi COVID-19 massal dosis pertama di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (23/3/2021). Sebanyak 350 orang pemuka agama di Palembang mendapatkan penyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac dosis pertama.
16/8/2021, 17.38 WIB

Indonesia kembali kedatangan vaksin Covid-19 merek Sinovac sebanyak 5 juta dosis pada Senin (16/8). Dengan tambahan ini, maka RI telah mengantongi 190 juta dosis suntikan kekebalan corona, baik berupa bulk maupun jadi.

Kedatangan jutaan dosis vaksin ini akan digunakan untuk memperluan dan mempercepat program vaksinasi nasional. Agustus ini, pemerintah menargetkan bisa memberikan  dua juta dosis vaksin per hari.

Untuk mencapai sasaran tersebut, maka Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI akan menggelar serbuan vaksinasi di seantero negeri. Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal Pol Imam Sugiarto mengatakan sepanjang Februari sampai 14 Agustus, sudah ada 12,3 juta dosis vaksin yang didistribusikan ke Polri.

Adapun 11,3 juta orang telah menjalani vaksinasi lewat korps Bhayangkara. Polri juga telah menerjunkan 6.008 vaksinator dan 11.944 mitra kepolisian untuk mensukseskan vaksinasi. "Sehingga total vaksinator kami sebanyak 18.002 orang," kata Imam saat menerima kedatangan vaksin Sinovac, Senin (16/8) seperti dikutip dari keterangan tertulis KPC-PEN dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Di kesempatan yang sama, Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Syafruddin mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan tentara dan polisi mendukung vaksinasi. Oleh sebab itu TNI menyiapkan fasilitas kesehatan untuk melaksanakan pemberian vaksin.

Meski demikian, ia mengingatkan masyarakat agar tertib menjalankan protokol kesehatan meski telah menerima vaksin. Syafruddin yakin RI akan terbebas dari pandemi jika hal tersebut dilakukan.  "Kami optimis bisa merdeka dari pandemi," katanya.

Ahli wabah meminta pemerintah menggencarkan promosi vaksin Covid-19 serta lebih transparan dalam komunikasi. Tujuannya untuk menjaga kepercayaan publik terhadap keberhasilan program vaksinasi.

Sebelumya Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan masih ada tiga juta warga Ibu Kota enggan menjalani vaksinasi Covid-19. Oleh sebab itu, epidemiolog  dari Griffith University Dicky Budiman berharap pemerintah bisa memberikan komunikasi yang tepat agar warga mau menerima suntikan kekebalan. 

“Sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk mengomunikasikan manfaat vaksinasi, dan memberikan vaksin dengan aman dan efektif” kata Dicky, Minggu (15/8).