Kasus Covid-19 RI Tambah 16.774, Kematian Tinggi di Tiga Provinsi Jawa

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.
Warga melintas di kampung yang diberlakukan karantina wilayah di Jalan Ketandan Selatan, Gondomanan, Yogyakarta, Jumat (2/7/2021).
Penulis: Happy Fajrian
21/8/2021, 17.58 WIB

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jumlah kasus baru Covid-19 pada Sabtu (21/8) sebanyak 16.744 orang. Dengan tambahan tersebut, jumlah kasus terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona di Indonesia mencapai 3.967.048 orang.

Tambahan tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 116.306 orang menggunakan metode real time-polymerase chain reaction (RT-PCR), tes cepat molekuler (TCM) dan tes antigen.

Tambahan kasus tertinggi berasal dari empat provinsi, yakni Jawa Timur 2.122 kasus, Jawa Barat (1.747), Jawa Tengah (1.236), serta Sumatera Utara (1.189).

Di sisi lain, jumlah pasien yang berhasil sembuh bertambah sebanyak 23.011 orang, sedangkan pasien yang meninggal bertambah 1.361 orang. Dengan demikian jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan sebanyak 7.628 menjadi 319.658.

Secara keseluruhan lebih dari 3,5 juta orang berhasil pulih dari penyakit ini, sedangkan 125.342 orang lainnya meninggal.

Selain menyumbangkan kasus baru tertinggi, tiga provinsi di Pulau Jawa masih mencatatkan angka kematian tertinggi seantero Indonesia. Jawa Barat dengan 343 kematian, Jawa Tengah (311), dan Jawa Timur (213).

Dengan angka kematian tersebut, Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan angka kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia. Amerika Serikat (AS) masih di urutan teratas dengan angka kematian tertinggi mencapai 644.281, kemudian Brazil (573.658), India (433.998), Meksiko (252.080).

Lalu Peru dengan 197.752 kematian, Rusia (175.282), Inggris Raya (131.487), Italia (128.683), lalu Indonesia di peringkat ke-9 dengan 125.342 kematian, dan Kolombia (124.023).

Jokowi Tegur Daerah yang Angka Kematian Covid-19 Tinggi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegur kepala daerah yang angka kematian di daerahnya tinggi. Salah satunya yaitu Jawa Timur. “Jatim hati-hati, tinggi sekali, masih 7,1%,” kata Presiden dalam siaran virtual, Jumat (20/8).

Jokowi menduga, tingginya angka kematian di Jatim lantaran masih banyak pasien isolasi mandiri tak mendapatkan perawatan memadai. Ini mengakibatkan kondisi mereka memburuk begitu dibawa ke rumah sakit.

“Pasien tidak masuk isolasi terpusat, saturasi menurun dan ada komorbid baru dibawa ke rumah sakit,” kata Jokowi.

Oleh sebab itu isolasi terpusat adalah kunci untuk menekan angka kematian pasien corona. Mantan Wali Kota Solo itu juga meminta pada kepala daerah, kepolisian, dan TNI tahu kondisi pasien di lapangan. “Harus tahu oksigen habis berapa lama, obat-obatan juga, harus bisa diantisipasi,” ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan indikator angka kematian pasien Covid-19 dalam penilaian perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 1 sampai 4 akan digunakan lagi pekan depan.

Saat ini pemerintah sedang memperbaiki data tersebut. Sebelumnya Pemerintah menghapus sementara data kematian akibat Covid-19 dari indikator level PPKM lantaran sedang perlu diperbaiki.

Hal tersebut lantaran ternyata data yang ada tidak akurat karena tidak menunjukkan angka yang benar pada tanggal rilisnya. "Dalam satu sampai dua pekan ke depan data dan pelaporan ini selesai sehingga indikator kematian akan masuk assesment level PPKM," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (16/8).

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan