Indonesia mencatatkan tren penurunan kasus Covid-19 setelah mencapai puncaknya pada pertengahan Juli 2021. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengingatkan, Indonesia tetap harus waspada dengan potensi kembali terjadinya kenaikan kasus Covid-19 seperti yang saat ini dialami banyak negara.
“Kalau penularan sedang turun, bukan berarti penularan hilang. Bisa naik lagi jika kita tidak berjaga-jaga dengan baik. Jadi kasus ini bisa naik, bisa turun,” ujar Suahasil dalam Seminar Wealth Wisdom 2021 yang diselenggarakan Bank Permata bekerja sama dengan Katadata pada Jumat (17/9).
Suahasil mengatakan, lonjakan kasus akibat penyebaran varian Delta yang terjadi pada Juli lalu menjadi pembelajaran bagi Indonesia. Virus dapat bermutasi dan menular dengan sangat cepat.
Pada puncak kasus Covid-19 Juli lalu, Indonesia bahkan mencatatkan tambahan kasus mencapai lebih dari 50 riba dalam satu hari. Namun berangsur turun setelah dilakukan pembatasan dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Kalau kita serius menerapkan protokol kesehatan, kasus Covid-19 bisa turun. Kita bisa lihat di berbagai kabupaten dan provinsi, angkanya konsisten turun,” kata Suahasil.
Menurut Suahasil, grafik kasus dan mobilitas masyarakat selama ini berada pada tren yang sama. Saat mobilitas masyarakat meningkat, maka tren kasus akan meningkat. Sebaliknya, saat mobilitas menurun, maka tren kasus akan menurun.
"Yang kami inginkan, kasus ini tidak naik terlalu cepat dan tinggi. Kami inginkan kalau memang virus ini ada terus dan memiliki potensi penularan terus, kita tekan seminimal dan sestabil mungkin," kata dia.
Suahasil mengatakan, virus Covid-19 kemungkinan tetap akan terus ada. Untuk itu, menurut dia, perlu ada cara hidup dan kebiasaan baru yang merupakan kombinasi dari berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, ekonomi tetap berjalan dan kesehatan masyarakat terjaga.
“Kalau kita katakan hidup bersama virus ini, berarti kita ada di situasi endemi. Protokol kesehatan harus dijalankan, menggunakan masker selalu. Hidup bersih dan hidup sehat harus jadi kebiasaan baru,” katanya.
Menurut dia, kebiasaan baru juga harus mencakup pelacakan, pengetesan, dan perawatan (tracing, testing,treatment). “Ini menjadi bagian dari kebijakan baru kita yang harus didukung kesiapsiagaan dan sistem kesehatan yang handal,” kata dia.
Selain itu, Suahasil menekankan, vaksinasi juga akan terus digenjot. Indonesia saat ini telah memberikan 118 juta suntikan, baik dosis pertama maupun kedua. Meski total vaksinasi Indonesia merupakan yang terbesar ke-6 di dunia, menurut dia, jangkauan populasi vaksinasi Indonesia masih sangat rendah, termasuk di negara-negara ASEAN.
Saat ini, rata-rata vaksinasi di Indonesia mencapai 1,4 juta dosis per hari. Pemerintah menargetkan dapat mencapai 2 juta dosis suntikan vaksin per hari. Untuk itu, pemerintah telah mengamankan lebih dari 240 juta dosis vaksin Covid-19 hingga pekan ini.