Penjelasan Mengenai Senyawa Anorganik yang Ada di Lingkungan Sekitar

ANTARA FOTO/Rahmad/rwa.
Ilustrasi garam yang termasuk dalam senyawa anorganik
Editor: Safrezi
21/9/2021, 17.40 WIB

Ilmu kimia yang diajarkan di bangku sekolah selalu memiliki topik yang tak pernah ada habisnya untuk dibahas. Salah satunya adalah senyawa anorganik. Senyawa ini sebenarnya tersebar di antara lingkungan keseharian kita.

Sebenarnya, senyawa anorganik bukanlah zat berbahaya dan perlu dihindari. Untuk lebih memahami senyawa anorganik, kita perlu tahu apa saja contoh senyawa anorganik yang biasa kita temui atau gunakan.

Salah satu ciri utama dari senyawa anorganik, yaitu ketiadaan rantai karbon (C) dalam struktur utamanya. Apabila dibandingkan dengan senyawa organik, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Ciri-ciri senyawa anorganik:

Melansir Geologinesia.com, ada beberapa parameter dan karakteristik dari senyawa anorganik. Secara parameter fungsi senyawa ini bukan digunakan untuk bahan bakar. Titik didih dan titik leburnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan senyawa anorganik. Adapun kelarutannya juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan senyawa organik.

Di sisi lain senyawa anorganik tidak memiliki isomerisasi dan waktu reaksi sangatlah cepat. Senyawa anorganik ini memiliki berat molekul hingga kurang dari 1.000 gram/gramol.

Bila ingin menyelidiki di lingkungan sekitar Anda juga muda ditemukan. Bahkan dalam tubuh kita sangat mudah ditemukan.

Senyawa Anorganik yang Ada di Sekitar Kita

Berikut beberapa senyawa anorganik yang ada dalam kehidupan sehari-hari:

1. NaCI (Natrium Klorida)

Bila Anda terlalu asing dengan Natrium Klorida, maka sebutlah garam dapur. Senyawa ini sangat mudah ditemui di rumah dan lingkungan sekitar terutama laut. Natrium klorida di laut berperan dalam mengatur salinitas. Natrium klorida juga ada di dalam tubuh manusia sebagai faktor penting yang mempengaruhi cairan ekstraseluler.

Kegiatan memberikan Natrium klorida yang berbentuk kristal putih atau serupa dengancairan tidak berwarna. Natrium klorida mudah dilarutkan dalam air dan membentuk larutan garam. Titik lebur dan titik didih natrium klorida masing-masing adalah 801°C dan 1465°C.

2. CaCo3 (Kalsium Karbonat)
Senyawa kalsium karbonat atau CaCo3 sangat mudah ditemui di bebatuan yang tersebar di dunia. Salah satunya adalah kapur. Kalsium karbonat dapat terbentuk jika ion karbonat bereaksi dengan ion kalsium dalam air keras dan menghasilkan limescale.

Bukan hanya itu, kalsium karbonat juga merupakan senyawa utama penyusun cangkang makhluk hidup laut seperti kerang dan siput. Kalsium karbonat dapat digunakan sebagai pengobatan lambung sebagai antasida.

3. NaOH (Natrium Hidroksida)

Natrium hidroksida masuk dalam kategori basa kauskatik. Memiliki nama lain soda api atau soda kaustil. Materi ini masuk dalam proses produksi kerta, sabun, tekstil, dan sebagainya. Natrium hidroksida terbentuk dari reaksi antara natrium oksida dengan air.

Dalam bentuknya natrium hidroksida berupa padatan berwarna putih. Bentuk senyawanya terdapat padatan seperti butiran, serpihan, atau pelet, dan cairan berupa larutan jenuh 50%. Karakteristik natrium hidroksida yang khas adalah mampu menyerap karbon dioksida dari udara bebas sehingga penyimpanannya harus ditutup rapat agar tidak terkontaminasi udara sekitar. Selain itu, natrium hidroksidan yang terlarut dalam air akan melepas panas.

 4. SiO2 (Silikon Dioksida)

Anda dapat menemukan senyawa ini dengan mudah di sekitar lingkungan. Bentuknya adalah pasir silika (kuarsa). Tidak hanya terdapat di alam, silikon dioksida dapat disintesis. Hasil yang akan diperoleh berupa leburan kuarsa, silika pirogenik, gel silika, aerogel, silika koloid, dan lain-lain. Pemanfaatan silikon dioksida dalam kehidupan sehari-hari adalah kaca dan serat optik untuk telekomunikasi.

Pasir kuarsa mudah ditemui dalam bentuk padatan dan serbuk putih atau putih kekuningan. Titik lebur dan titik didih silikon dioksida masing-masing sebesar 1713°C dan 2950°C.

Senyawa Organik

Golongan besar senyawa kimia yang di dalamnya terkandung molekul-molekul dari karbon, kecuali karbida dan karbonat yang disebut dengan senyawa organik. Ilmu yang mempelajari mengenai senyawaan organik disebut dengan kimia organik.

Bila ditilik secara bahasa, senyawa bermakna zat tunggal yang masih dapat diuraikan menjadi dua unsur atau lebih. Adapun organik seperti dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bermakna segala sesuatu yang berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk hidup, seperti hewan atau tumbuhan, serta minyak bumi dan batu bara. Organik sebagai bentuk dari proses kimia berhubungan dengan organisme hidup.

Beberapa contoh dari senyawa organik seperti: senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang.

Dilansir dari Modul Pembelajaran Jarak Jauh yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, senyawa mempunyai beberapa unsur yang saling bergabung secara kimiawi, sehingga lambangnya terdiri dari beberapa lambang unsur.

Penelitian mengenai proses penemuan unsur-unsur penyusun suatu senyawa biasa disebut dengan analisis kualitatif. Sementara analisis untuk menemukan perbandingan setiap jumlah unsur dalam senyawa disebut analisis kuantitatif.

Bila dilihat secara umum, senyawa mempunyai ciri-ciri utama, di antaranya:

- Terbentuk dari dua unsur atau lebih, yang disusun secara reaksi kimia biasa.
- Memiliki perbandingan komposisi yang tetap.
- Kehilangan sifat zat asalnya.
- Dapat dilakukan penguraan secara kimia, namun tidak secara fisika.