Covid-19 Turun, Kunjungan Wisman Melonjak Dua Kali Lipat Tahun Depan

Kemenparekraf
Pemerintah terus mematangkan rencana pembukaan Bali untuk Wisman
27/9/2021, 14.15 WIB

Pandemi Covid-19 diperkirakan akan terus melandai pada tahun depan.  Kondisi tersebut akan membantu mendongrak sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.  Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)  pun diperkirakan naik dua kali lipat di tahun 2021.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) optimis sudah ada 1,8 – 3,6  juta wisman yang akan berkunjung ke Indonesia pada tahun 2022. Angka tersebut naik lebih dari dua kali lipat dari jumlah wisman yang diperkirakan mengunjungi Indonesia pada tahun ini yakni 1,5 juta.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, periode Januari-Juli 2021, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 938 ribu. Sebelum pandemi, angka kunjungan wisman ke Indonesia bergerak di level 15 juta.

 Dengan semakin banyaknya wisman, pemerintah juga optimis akan ada devisa dari kunjungan wisman  sebesar  US$0,47-1,7  miliar pada tahun 2022. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan US$ 0,36-0,37  miliar pada tahun ini.

Sementara itu, devisa ekspor dari ekonomi kreatif duperkirakan akan naik menjadi Rp 16,83 triliun di 2022, lebih tinggi dibandingkam perkiraan untuk tahun ini yakni Rp 15,95 triliun.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)  Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mengalami kontraksi yang sangat hebat pada 2020.

Namun, saat ini pemulihan tengah berlangsung, salah satunya dengan menggencarkan vaksinasi terutama di kota yang merupakan destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) .

“Ada secercah harapan di tengah melandainya Covid-19, kita bisa membuka kelangsungan usaha dan kembali menggiatkan lapangan kerja yang terbuka seluas-luasnya untuk masyarakat pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Sandiaga dalam Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021 secara virtual, Senin (27/9).

 Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan saat ini Indonesia sudah masuk dalam enam besar negara yang melakukan vaksinasi Covid-19.

Berdasarkan data Kemenparekraf, empat provinsi destinasi wisata dengan tingkat vaksinasi dosis kedua tertinggi yakni DKI Jakarta dengan 73,79%, Bali 58,87%, Kep. Riau 41,17%, dan Yogyakarta 32,41%.

Sandiaga menyebut, saat ini pihaknya telah meningkatkan jumlah daerah wisata yang menerapkan protokol kesehatan berbasis Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) atau disingkat CHSE.

“Ini akan terus kita tingkatkan, sehingga level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di destinasi pariwisata bisa terus diturunkan. Sehingga pada bulan Oktober Bali bisa kita buka untuk wisatawan mancanegara,” kata dia.

 Lewat pembukaan pariwisata, tenaga kerja pariwisata yang sangat terdampak pandemi bisa kembali tumbuh. Demikian juga dengan ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan demikian, target 34 juta ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif dapat dicapai.

Sebanyak  50 destinasi wisata dalam program Desa Wisata akan menjadi inspirasi bagi kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

Sementara itu, melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), Sandiaga juga menargetkan 30 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa on boarding pada tahun 2023.

“Saya harapkan, ekosistem parekraf bisa menyentuh UMKM, karena 97% lapangan kerja diciptakan oleh UMKM. Inilah semangat kita bersama dan mudah-mudahan kita bisa bersatu padu memperluas daya saing dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah akan segera memulai uji coba pembukaan kembali destinasi wisata Bali untuk wisatawan manca negara pada Oktober mendatang.

Wisatawan mancanegara yang berkunjung berasal dari negara yang sudah teridentifikasi dan akan melalui pemeriksaan yang ketat.

Hal ini dilakukan guna mencegah adanya gelombang ketiga yang diakibatkan oleh pembukaan kembali Bali dan varian baru Covid-19.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi