Malaysia berencana membeli pil Molnupiravir untuk pengobatan Covid-19. Menteri Kesehatan Khairy Jamaludin mengatakan pihaknya sedang bernegosiasi dengan Merck untuk mendapatkan obat tersebut.
Khairy beralasan Molnupiravir bisa menambah pilihan pengobatan untuk pasien virus corona. Saat ini Merck sedang mengajukan izin darurat obat tersebut kepada badan pengawas obat Amerika Serikat (FDA).
“Kami akan menambahkan opsi pengobatan baru sebagai senjata kami selain vaksin,” kata Khairy dikutip dari The Straits Times, Minggu (3/10).
Molnupiravir akan menjadi antivirurs oral pertama untuk pasien corona. Cara kerjanya, mereka akan memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik virus agar tidak bereplikasi di tubuh inang.
Sebelumnya, pilihan penanganan Covid-19 baru mencakup pengobatan dengan remdesivir dan deksametason steroid generik. Namun obat tersebut hanya digunkan ketika pasien sudah dirawat di rumah sakit.
“Obat ini akan mengubah cara perawatan pasien Covid-19,” kata CEO Merck Robert Davis.
Sebelumnya, studi laboratorium yang dilakukan Merck menunjukkan bahwa Molnupiravir kemungkinan efektif melawan varian virus corona, termasuk Delta. Hasil penelitian raksasa farmasi Amerika Serikat itu menunjukkan, obat tersebut paling mujarab bila diberikan pada tahap awal infeksi.
Mereka saat ini melakukan dua uji coba Fase III dari antivirus yang dikembangkan bersama Ridgeback Biotherapeutics untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan Covid-19. Uji coba melibatkan pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, memiliki gejala tidak lebih dari lima hari, dan berisiko terkena penyakit parah.
Para ahli kesehatan juga memuji obat ini sebagai terobosan dalam mengobati Covid-19. Apalagi masih banyak tantangan dalam pengobatan pasien corona.
“Molnupiravir adalah obat antivirus oral yang dapat menurunkan risiko rawat inap hingga tingkatan tertentu akan penjadi game changer,” kata peneliti senior di Pusat Keamanan Kesehatan Universitas Johns Hopkins, Amesh Adalja, seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/10).