Pahami Proses Terjadinya Hujan dan Jenis-jenis Hujan

ANTARA FOTO/Rahmad/hp.
Pengendara motor mengenakan payung ketika berkendaraan saat hujan.
Penulis: Siti Nur Aeni
12/10/2021, 09.00 WIB

Mungkin saat kecil kita pernah bertanya-tanya bagaimana proses terjadinya hujan? Bagaimana caranya air bisa jatuh dari langit dan membasahi seluruh bumi? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang dahulu mungkin terasa sulit untuk dijawab.

Seiring dengan bertambanya usia dan semakin belajar, maka kita mengetahui bahwa hujan tidak turun begitu saja. Ada proses panjang yang menyebabkan air turun ke bumi.

Hujan merupakan sebuah proses penguapan yang terjadi di permukaan bumi dari wilayah perairan, tumbuhan, atau daratan. Proses terjadinya hujan berhubungan dengan siklus air atau siklus hidrologi. Siklus tersebut akan menyebabkan air turun dari atmosfer ke permukaan bumi.

Proses Terjadinya Hujan

Berdasarkan penjelasan di Jurnal Penelitian Sains, proses turunnya hujan karena adanya presipitasi uap air dari awan di atmosfer. Awan tersebut kemudian membentuk uap air. Angin membawa uap air sehingga menyebabkan terjadinya penyebaran uap tersebut.

Ketika butiran air atau krital es tersebut sudah memiliki ukuran besar, maka butiran tersebut akan jatuh ke permukaan bumi. Proses jatuhnya butiran atau kristal es ke bumi disebut sebagai presipitasi.

Dalam jurnal tersebut juga dijelasakan bahwa peroses turunnya hujan memiliki dua teori yaitu teori kristal es atau ice crystal theory dan teori tumbukan atau coalescence theory.

1. Teori Kristal Es

Teori kristal es merupakan teori yang menjelaskan bahwa hujan berasal dari ksital es atau salju yang mencair. Teori ini menggambarkan bahwa kristal es terbentuk di awan yang tinggi akibat deposisi air.

Semakin banyak uap airnya maka ukuran kristalnya akan semakin besar. Karena adanya gaya gravitasi, maka kristal jatuh ke permukaan bumi. Saat jaruh kristal akan melewati udara panas sehingga mencair dan menjadi air hujan.

2. Teori Tumbukan

Teori ini menjelaskan bahwa butiran air memiliki ukuran yang tidak sama. Sehingga kecepatannya jatuh ke bumi juga berbeda. Butiran yang besar akan jatuh lebih cepat dari butiran yang kecil.

Saat butiran besar jatuh akan menambrak atau bertumbukan dengan butiran yang kecil. Ketika bertabrakan ukurannya akan semakin besar, sehingga proses jatuhnya air ke permukaan bumi semakin cepat.

Proses Terjadinya Hujan Secara Singkat

Secara sederhana proses terjadinya hujan bisa dibagi menjadi tiga tahapan yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Berikut ini penjelasannya.

1. Evaporasi

Proses ini merupakan penguapan air yang ada di permukaan bumi baik daratan atau perairan. Penguapan tersebut terjadi disebabkan oleh adanya suhu panas dari bumi. Uap air selanjutnya akan menggumpul menjadi awan. Ketika suhu semakin panas, maka semakin banyak air yang menguap.

2. Kondensasi

Urutan proses terjadinya hujan yang kedua yaitu kondensasi. Proses ini terjadi ketika evaporasi naik ke atmosfer kemudian mengembun. Proses ini menyebabkan terbentuk partikel es. Setelah itu partikel-partikel tersebut akan mendekat dan membentuk awan.

3. Presipitasi

Proses terakhir yaitu mencairnya butiran es di awan kemudian turun ke bumi. Awan yang sudah terlalu berat tidak lagi bisa menahan air, sehingga turunlah hujan.

Gambar Proses Terjadinya Hujan

Untuk lebih memahami proses terjadinya hujan berikut ini ilustrasi gambarnya.

Ilustrasi proses terjadinya hujan (youtube.com/Eva PERWANIDA Cilandak)

Jenis-jenis Hujan

Air yang turun ke muka bumi ternyata memiliki beberapa jenis. Mengutip dari buku "Pengantar Hidrologi" yang diterbitkan oleh CV. Anugrah Utama Raharja, berikut ini jenis-jenis hujan berdasarkan proses terjadinya.

1. Hujan konvektif

Hujan ini biasanya terjadi pada musim kering. Hujan konvektif juga sering disebut sebagai hujan zenithal. Hujan ini terjadi karena permukaan tanah mengalami pemanasan sehingga menyebabkan kerapatan udara berkurang. Akibatnya udara basah naik dan mengalami pendinginan, kondensasi, dan akhirnya turunlah hujan.

2. Hujan siklonik

Hujan ini berlangsung dalam waktu yang lama namun tidak lebat. Proses terjadinya hujan ini karena udara panas bertemu dengan udara dingin dan menyebabkan udara panas bergerak. Udara yang bergerak kemudian mengalami pendinginan dan terjadi kondensasi, hingga akhirnya menyebabkan hujan.

3. Hujan orografis

Hujan ini terjadi ketika udara lembap tertiup angin dan melintasi pegunungan naik dan mengalami pendinginan. Setelah itu terjadi pembentukan awan dan turun hujan.

Intensitas hujan ini biasanya cenderung lebih besar dibandingkan ketebalan lapisan udara lembap di atmoster. Udara tersebut bergerak ke tempat yang memiliki ketinggian lebih tinggi.

4. Hujan konvergensi

Hujan ini terjadi karena adanya pertemuan dua masa udara tebal dan besar. Selanjutnya udara akan naik dan mengakibatkan terbentuknya awan, lalu turunlah hujan.

Demikian penjelasan tentang proses terjadinya hujan beserta jenis-jenis hujan yang bisa kita pahami bersama. Air hujan tersebut nantinya akan mengalir ke seluruh permukaan bumi dan kembali mengalami siklus air.