Mengenal Irigasi dari Pengertian Sampai Jenis-jenisnya

ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/hp.
Yaswirja (70), merawat ladang miliknya yang dialiri air dari pompa irigasi tenaga surya, di Desa Jompo Kulon, Sokaraja, Banyumas, Jateng, Senin (19/4/2021). Pemkab Banyumas, Jateng, membangun pompa irigasi tenaga surya pada lahan persawahan tadah hujan, untuk mengantisipasi musim kemarau dan dinilai lebih hemat serta ramah lingkungan jika dibandingkan menggunakan bahan bakar minyak.
Penulis: Siti Nur Aeni
13/10/2021, 09.56 WIB

Irigasi atau pengairan menjadi hal penting dalam pertanian. Tanpa adanya pengairan yang baik maka tanaman tidak bisa tumbuh dengan maksimal. Hal tersebut juga akan sangat berpengaruh terhadap hasil panen nantinya.

Mengetahui pentingnya pengairan membuat pembangunan irigasi menjadi priotitas. Menurut data di databoks, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan perbaikan irigasi sebanyak 90 persen pada tahun 2019.

Perbaikan sistem pengairan lahan pertanian juga sudah dilakukan di tahun 2016 dan 2017. Pada tahun 2016 Kementerian PUPR berhasil memperbaiki 286 ribu hektare irigasi dan tahun 2017 seluas 325 ribu hektare.

Pengertian Irigasi

Pemahaman tentang irigasi tidak hanya diperlukan bagi petani atau pemerintah saja. Pengetahuan tentang sistem pengairan ini juga perlu diketahui banyak orang. Hal tersebut bertujuan agar semua orang turut menjaga sistem pengairan ini. Misalnya dengan tidak membuang sampah sembarang di sistem irigasi.

Sebelum mengulas lebih jauh tentang sistem pengairan pertanian, alangkah lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu definisi dari sistem pengairan tersebut.

Menurut penjelasan di buku “Hidrologi untuk Pengairan”, irigasi adalah penyaluran air secara sistematis untuk keperluan pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah.

Sementara itu dalam penjelasan di Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2006, irigasi merupakan usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

Dalam Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol 1, No. 3, juga dijelaskan bahwa irigasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha memperoleh air untuk sawah, ladang, perkebunan, dan usaha pertanian lainnya.

Tujuan Irigasi

Pembangunan sistem pengairan ini tentu memiliki tujuan tersendiri. Menurut penjelasan di Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol 1, No. 3, tujuan irigasi terbagi menjadi tujuan langsung dan tidak langsung.

Tujuan langsung

  • Menambah air di lahan pertanian
  • Mencukupi kebutuhan air saat tidak turun hujan

Tujuan tidak langsung

  • Menunjang usaha pertanian
  • Mengatur suhu tanah
  • Meningkatkan kualitas air

Jenis Irigasi

Sistem irigasi di Indonesia jenisnya sangat banyak. Mengutip dari “Modul Pengetahuan umum Irigasi Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru”,  berikut ini jenis-jenis dari sistem pengairan.

Berdasarkan Status Jaringan Irigasi

  1. Irigasi pemerintah: jaringan irigasi yang dibuat dan dikelola pemerintah baik pusat atau daerah. Irigasi ini biasanya memiliki ukuran besar.
  2. Irigasi desa: sistem pengairan yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa. Ukuran irigasi ini antara 100 sampai 500 hektare dengan jaringan yang lebih sederhana.
  3. Irgasi swasta: jaringan pengairan yang dibangun dan dikelola oleh swasta atau perorangan untuk keperluan sendiri. Misalnya saat seseorang membuka usaha perkebunan maka untuk mengelola kebun tersebut, ia membangun irigasi.

Berdasarkan Tingkat Teknis

  1. Irigasi teknis: pengairan yang airnya bisa diatur dan diukur. Sistem pengairan ini dilengkapi dengaan pintu untuk mengatur keluar masuk air.
  2. Irigasi setengah teknis: sistem pengairan yang airnya bisa diatur namun tidak bisa diukur. Sistem ini juga dilengkapi dengan pintu, namun tidak dapat alat ukurnya.
  3. Irigasi sederhana: jaringan pengairan yang tidak dilengkapi bangunan ukur atau pintu. Apabila dipasang pintu biasanya sifatnya tidak permanen dan sangat sederhana.

Berdasarkan Aplikasi Air

  1. Irigasi genangan: cara pemberian air dengan menggenai lahan budidaya. Biasanya sistem ini digunakan untuk menanam padi.
  2. Irigasi sprinkler: pemberian air dengan cara menyiramkan pada tanaman. Biasanya cara ini digunakan untuk tanaman hortikultura atau jenis tanaman lain yang tidak membutuhkan banyak air.
  3. Irigasi tetes (drip): seperti namanya, sistem irigasi ini merupakan pemberian air dengan cara meneteskan diatas tanaman. Sistem ini digunakan untuk tanaman besar yang tidak membutuhkan air dalam jumlah banyak.

Berdasarkan Sumber Air

  1. Irigasi air permukaan: sistem pengairan yang sumbernya berasal dari air yang mengalir dipermukaan tanah. Misalnya dari sungai, danau, atau waduk. Sistem pengairan ini dibagi menjadi lima jenis yaitu irigasi alur, gelombang, penggenangan petak jalur, genangan, dan pengairan di bawah tanah.
  2. Irigasi air tanah: merupakan pengairan yang sumbernya berasal dari air di bawah tanah.
  3. Sawah Tadah Hujan: sistem irigasi di Indonesia yang dikembangkan untuk pengairan sawah.

Berdasarkan Teknik Pemberian Air

  1. Gravitasi: sistem pengairan yang airnya mengalir dengan metode gravitasi. Sumber air pada sistem ini biasanya dari waduk, bangunan penangkap, pompa air, pengambilan bebas, atau pompa air.
  2. Bertekanan: pemberian air dengan cara disiram atau tetes.

Berdasarkan Tujuan Penggunaan Air

  1. Irigasi persawahan: pengairan pada sawah atau lahan budidaya lainnya.
  2. Irigasi tambak: pengairan untuk daerah pertambakan.

Irigasi Mikro

Sistem pengairan yang mengalirkan air hanya disekitar akar tanaman. Beberapa jenis sistem ini yaitu irigasi tetes, microspray, dan mini sprinkler.

Sistem pengairan ini memberikan beberapa keuntungan seperti hemat air, laju aliran menjadi rendah, bisa dilakukan bersama pemupukan, dan dapat diterapkan di berbagai topografi lahan.