Taman nasional merupakan tempat pelestarian alam untuk berbagai keperluan mulai dari penelitian, pendidikan, sampai tempat wisata. Menurut data di “Statistik Ditjen KSDAE 2”, tahun 2018 Indonesia memiliki 54 taman nasional. Salah satu kawasan konservasi tersebut yaitu Taman Nasional Baluran.
Sejarah Taman Nasional Baluran
Taman nasional ini berada di Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Kawasan ini memliki sejarah yang panjang. Mengutip dari balurannationalpark.id, berikut ini rangkuman sejarah Taman Nasional Baluran.
Tahun 1920
Pada tahun ini diusulkan pencadangan Hutan Bitakol seluas kurang lebih 1.553 hektare untuk areal hutan produksi jati atau jatibosch.
Tahun 1928
Upaya konservasi kawasan Baluran sudah dilakukan sejak masa Hindia Belanda. Rintisan tersebut berdasarkan usulan A. H. Loedeboer. Ia merupakan seorang pemegang konsesi lahan perkebunan di kawasan Baluran, daerah Labuhan Merah dan Gunung Mesigit pada waktu itu.
Tahun 1930
Tanggal 23 Januari 1930 diterbitkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 83 (Gouvernement Besluit van 23 Januari 1930, No. 83) yang menetapkan Baluran sebagai Hutan Lindung.
Tahun 1937
Tahun 25 September 1937 pemerintah Hindia Belanda menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 9, Lembaran Negara Hindia Belanda 1937, No. 544 yang berisi penunjukan area Baluran sebagai Suaka Margasatwa. Luas area tersebut kurang lebih 25.000 hektare.
Tahun 1949
Jawatan Kehutanan Banyuwangi membuat rencana pengelolaan hutan Bitakol diperluas hingga daerah lain sepanjang jalan provinsi. Total areal tersebut seluas 4.739 hektare.
Tahun 1962
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian dan Agraria No.SR/II.P.A/1962, tanah konsesi Labuhan Merah dengan luas 293,6 hektare dimasukkan ke dalam Suaka Margasatwa Laburan Merak.
Tahun 1980
Tanggal 6 Maret 1980 dilaksanakan kongres taman nasional sedunia di Bali. Pada acara tersebut kawasan Baluran dideklarasikan sebagai taman nasional oleh Menteri Pertanian.
Tahun 1997
Tanggal 23 Mei 1997 dikeluarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 279/Kpts-VI/1997 yang mengubah status kawasan Baluran dari suaka margasatwa menjadi taman nasional.
Tahun 1999
Penunjukan kembali kawasan hutan di Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur seluas 1.357.206,30 hektare berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 417/Kpts-II/1999.
Dikeluarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam (PKA) Nomor: 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 tentang penataan zona pengelolaan pada kawasan seluas ± 25.000 hektare.
Kawasan tersebut dibagi menjadi zona inti seluas ±12.000 hektare, zona rimba seluas ±5.537 hektare (perairan = 1.063 hektare dan daratan = 4.574 hektare), zona pemanfaatan intensif seluas ± 800 hektare, zona pemanfaatan khusus seluas ± 5.780 hektare, dan zona rehabilitasi ±783 hektare.
Tahun 2011
Tanggal 21 Juli 2011, diterbitkan lagi Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.395/Menhut-II/2011 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 417/Kpts-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur seluas 1.357.206,30 hektare.
Dari keputusan tersebut maka luas hutan dan konservasi perairan Provinsi Jawa Timur menjadi 1.361.146 hektare. Dan Taman Nasional Baluran menjadi bagian Kawasan Suaka Alam/Kawasan Peelstarian Alam (KSA/KPA) dengan 4,8% daratan dan 0,07% perairan.
Fungsi Taman Nasional Baluran
Taman Nadional Baluran sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan taman nasional pada umumnya. Mengutip eprints.undip.ac.id, fungsi utama taman nasional sebagai berikut:
- Menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi sistem penyangga kehidupan.
- Melindungi keanekaragaman jenis dan mengupayakan manfaat sumber plasma nutfah.
- Sarana penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan latihan.
- Tempat wisata alam dan pelestarian budaya setempat.
Flora dan Fauna Taman Nasional Baluran
Baluran merupakan kawasan konservasi yang memiliki keankeragaman flora dan fauna. Berdasarkan penjelasan di Jurnal Ilmiah Domestic Case Study, di taman nasional ini ada 444 jenis tumbuhan yang terdiri atas 24 tumbuhan eksotis, 265 tumbuhan penghasil obat, dan 37 jenis tumbuhan di ekosistem mangrove.
Selain flora, taman nasional ini juga memiliki fauna yang beragam. Hewan khas Taman Nasional Baluran terdriri atas 28 mamalia, 196 aves, pisces, dan reptil.
Mamalia besar yang ada di kawasan ini antara lain banteng, kerbau liar, rusa, kijang, babi hutan, macan tutul, kucing batu, kucing bakau, dan ajag. Sedangkan primata yang hidup di Taman Nasional Baluran yaitu kera ekor panjang dan lutung. Dari jenis burung di taman nasional ini ada ayam hutan merah, ayam hutan hijau, kangkareng, dan rangkong.
Daya Tarik Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran mendapat julukan “Little Africa In Java”. Saat berkunjung ke tempat ini Anda bisa menikmati beberapa objek wisata yang penuh pesona. Mengutip dari Jurnal Ilmiah Domestic Case Study, berikut ini beberapa objek wisata di Taman Nasional Baluran.
1. Pantai Bilik Sijile
Pantai ini ada di sebelah utara perairan taman nasional ini. Pantai ini memiliki suasana tenang dan bebas polusi. Daya tarik lainnya terlihat saat air suru. Pada saat itu akan tampak daratan pasir putih yang mirip seperti lidah. Oleh sebab itu nama pantai ini Bilik Sijile yang berasal dari Bahasa Madura “Sejile” artinya lidah.
Di sekitar pantai juga ada hutan mangrove yang menarik untuk dijelajahi. Pemandangan bawah air di pantai ini juga sangat indah karena ada terumbu karang utuh dengan ikan hias.
2. Pantai Bama
Pantai ini memiliki hamparan pasih putih yang dikelilingi hutan mangrove. Di tempat ini Anda bisa melihat sunrise yang indah dan atraksi kera abu-abu yang tengah memancing di pagi hari. Aneka terumbu karang dan ikan hias juga bisa ditemukan di tempat ini. Banyak orang berkunjung ke tempat wisata ini saat musim liburan.
3. Gunung Baluran
Gunung Baluran memiliki tinggi kurang lebih 1.240 meter di atas permukaan laur. Saat mengunjungi tempat ini Anda bisa menemukan kaldera sepanjang kurang lebih 600 meter dan sumber matar air Kacip yang tidak pernah kering.
4. Savana Bekol
Savana Bekol merupakan tempat wisata andalan kawasan Baluran. Saat berada di tempat ini Anda akan merasakan sensasi seperti di Afrika. Oleh sebab itu, taman nasional ini disebut “Little Africa In Java”.
Jika ingin melihat seluruh pemandangan di savana ini, maka Anda bisa naik ke menara pandang. Dengan bantuan binokuler, Anda bisa melihat keindahan Savana Bekol, Pantai Bima, dan Gunung Baluran secara bersamaan. Anda juga dapat melihat atraksi satwa terutama di pagi dan sore hari.
Tiket Masuk Taman Nasional Baluran
Taman nasional ini dapat menjadi tujuan wisata saat Anda berkunjung ke Jawa Timur. Sebagai tempat wisata, ada tarif masuk yang berlaku untuk mengunjungi tempat ini. Mengutip dari balurannationalpark.id, tarif masuk ke kawasan Baluran sejak 14 Agustus 2014 sebagai berikut:
Pengunjung umum (Senin – Sabtu)
- WNA: Rp150.000/orang/hari.
- WNI: Rp5.000/orang/hari
Rombongan pelajar/ mahasiswa minimal 10 orang (Senin – Sabtu)
- WNA: Rp100.000/orang/hari.
- WNI: Rp3.000/orang/hari
Pengunjung umum (Minggu dan hari libur nasional)
- WNA: Rp225.000/orang/hari.
- WNI: Rp7.500/orang/hari
Rombongan pelajar/ mahasiswa minimal 10 orang (Minggu dan hari libur nasional)
- WNA: Rp150.000/orang/hari.
- WNI: Rp4.500/orang/hari
Rekreasi Alam Bebas
1. Kegiatan wisata umum
- Berkemah: Rp5.000/orang/hari/kemah
- Penelusuran hutan (tracking) dan mendaki gunung (hiking-climbing): Rp5.000/orang/paket/kegiatan
- Penelusuran gua (caving): Rp10.000/orang/paket/kegiatan
- Pengamatan hidupan liar: Rp10.000/orang/paket/kegiatan
- Kano/ bersampan: Rp25.000/orang/hari
- Arung jeram: Rp15.000/orang/hari
- Canopi trail: Rp25.000/orang/sekali masuk
- Outbound training: Rp150.000/orang/paket/kegiatan
2. Kegiatan wisata rombongan pelajar/mahasiswa (minimal 10 orang)
- Berkemah: Rp2.500/orang/hari/kemah
- Penelusuran hutan dan mendaki gunung: Rp2.500/orang/paket/kegiatan
- Penelusuran gua: Rp5.000/orang/paket/kegiatan
- Pengamatan hidupan liar: Rp5.000/orang/paket/kegiatan
- Kano/ bersampan: Rp15.000/orang/hari
- Arung jeram: Rp10.000/orang/hari
- Canopi trail: Rp15.000/orang/sekali masuk
- Outbound training: Rp75.000/orang/paket/kegiatan
Penelitian
1. Peneliti Mancanegara/ Mahasiswa Perguruan Tinggi Mancanegara (Foreign Researcher)
- 1 bulan: Rp5.000.000/orang
- 1 bulan – 6 bulan: Rp10.000.000/orang
- 7 bulan – 12 bulan: Rp15.000.000/orang
2. Peneliti Nusantara (Indonesian Researcher)
- 1 bulan: Rp100.000/orang
- 1 bulan – 6 bulan: Rp150.000/orang
- 7 bulan – 12 bulan: Rp250.000/orang
3. Mahasiswa/ Pelajar Indonesia (Indonesian Student)
- Berlaku tarif Rp0 (gratis)
Kegiatan Sosial
Berlaku tarif Rp0 (gratis) dengan syarat hanya untuk masyarakat lokal atau sekitar kawasan atau pemegang izin usaha penyediaan jasa wisata alam yang melakukan kegiatan sosial, meliputi :
- Penanaman pohon
- Pengamanan hutan bersama masyarakat
- Pengendalian kebakaran hutan bersama masyarakat
- Evakuasi korban
- Kegiatan masyarakat untuk memenuhi kegiatan sehari-hari
Kegiatan Religi
Berlaku tarif Rp0 (gratis) dengan syarat hanya untuk masyarakat lokal yang melakukan kegiatan religi.
Snapshot Film & Foto Komersial
- Video Komersil: Rp10.000.000/paket
- Handycam: Rp1.000.000/paket
- Foto: Rp250.000/paket
Iuran Izin Pengambilan Sampel Penelitian (Mati/ Bagian-Bagian)
- Warga Negara Indonesia (WNI)/ Mahasiswa Indonesia: Rp50.000/izin
- Warga Negara Asing (WNA)/ Mahasiswa Mancanegara: Rp500.000/izin
Pengambilan dan pengangkutan sampel spesimen tumbuhan dan satwa liar dengan tujuan penelitian 50% x harga patokan sebagaimana dalam Peraturan MenLHK No. P.86/Menlhk/Setjen/Kum.I/11/2016.
Pungutan Administrasi Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar
Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SATS-DN): Rp35.000/SATS