Menakar Peluang Ketum Golkar Airlangga Hartarto Maju pada Pilpres 2024

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mencoba mobil filter air sebelum mendistribusikan ke lokasi bencana alam di Kantor Studio Digital Partai Golkar, Jakarta, Jumat (22/1/2021).
Penulis: Nuhansa Mikrefin
26/10/2021, 20.43 WIB

Menko Perekonomian sekaligus Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, dinilai memiliki peluang besar untuk maju dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Sejumlah pengamat politik menyebut elektabilitas Airlangga terdongkrak keberhasilannya memimpin Golkar dan capaiannya sebagai menteri.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai potensi Airlangga cukup besar karena Golkar memiliki porsi yang besar sehingga hanya membutuhkan satu dukungan partai lain untuk mendapat tiket pencalonan presiden.

Kedua adalah karena sosok Airlangga saat ini dianggap sebagai sosok yang paling berhasil dalam memimpin Partai Golkar. "Terutama pasca 2004 dimana tradisi Golkar yang selama ini bangun adalah konsolidatif hilangnya konflik-konflik internal," jelas Dedi kepada Katadata.co.id, Selasa (26/10).

Kemenangan Golkar pada gelaran Pilkada 2020 di mana banyak daerah dikuasai Golkar juga tidak lepas dari peranan Airlangga. Kinerjanya sebagai Menko Perekonomian dan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) juga mendapat banyak apresiasi dari publik.

Dedi menilai keberhasilan Airlangga menjadi modal bahwa elektabilitasnya memiliki pertanggung jawaban prestasi yang cukup baik. Dirinya kemudian lantas menyampaikan dengan kondisi tersebut, Golkar sudah dipastikan akan maju sebagai kontestan Pilpres 2024 mendatang.

"Dari Golkar tidak ada tokoh lain yang sampai sekarang mulai mengemuka sebagai rival dari Airlangga Hartarto," ujar Dedi.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Pengamat Politik Arif Nurul Imam. Dia menyebut bahwa peluang Airlangga untuk maju dalam pilpres masih terbuka. Hal ini karena dia memiliki kendaraan politik dan masih berpotensi dalam menggenjot elektabilitasnya. Setidaknya menurut Arif, Airlangga bisa maju sebagai calon wakil presiden.

"Setidaknya karena punya dua modal, pertama memiliki kendaraan politik dan kedua masih potensi untuk menggenjot elektabilitas," ujar Arif kepada katadata pada Selasa (26/10).

Menurut Dedi, Airlangga sebagai Ketua Umum DPP Golkar memiliki keunggulan tersendiri untuk maju dalam pilpres mendatang. Airlangga tidak perlu menunggu keputusan karena memiliki kekuasaan untuk menentukan siapa yang akan diusungnya. Berbeda dengan partai politik lain seperti PDI Perjuangan.

Menurut Dedi saat ini PDIP hanya memiliki Ganjar Pranowo sebagai tokoh yang menonjol, tetapi bukan kader utama PDIP. Sementara untuk Puan Maharani juga memiliki elektabilitas yang rendah dan juga bukan merupakan ketua umum PDIP. "Artinya (PDIP) masih tetap mengandalkan keputusan Megawati Soekarnoputri," ujar Dedi.

Pengamat Politik Universitas Al Izhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan peluang Airlangga tetap ada dan terbuka. Hanya saja Golkar harus mampu memoles Airlangga agar bisa dekat dengan masyarakat. "Karena semua capres dan cawapres masih memiliki peluang yang sama," ujar Arif kepada katadata pada Selasa (26/10).

Golkar sendiri optimis dalam mengusung Airlangga Hartarto untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Golkar juga berupaya untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas secara gradual agar bisa menang pada pilpres nanti.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Zainudin Amali menyampaikan bahwa Golkar sudah memiliki "roadmap" secara bertahap mengenai apa yang akan dilakukan pada tahun 2021, 2022 dan 2023.

Zainuddin menyampaikan bahwa seluruh jajaran Golkar optimistis dapat mengusung salah seorang kader pada Pilpres mendatang sesuai dengan keputusan Munas Partai Golkar.

"Keyakinan dan kepercayaan diri itulah kami bekerja dengan cara dan daerah masing-masing, mudah-mudahan ini bisa terkonsolidasi dengan baik, dan hasilnya maksimal," ujar Zainuddin seperti dilansir dari Antara pada Selasa (26/10).

Hasil survei Poltracking menunjukkan, Ganjar Pranowo memperoleh elektabilitas tertinggi sebagai calon presiden Indonesia. Pasalnya, Gubernur Jawa Tengah tersebut mampu meraih dukungan dari 22,9% responden dalam simulasi terbuka.

Elektabilitas Ganjar Pranowo mengungguli Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan elektabilitas sebesar 20%. Posisi ketiga ditempati oleh Gubernur DKI jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas sebesar 13,5%. Sementara Airlangga memiliki elektabilitas hanya 1%. Simak databoks berikut:

Reporter: Nuhansa Mikrefin