Pidato KTT COP26, Jokowi Desak Negara Maju Bantu Atasi Perubahan Iklim

Antara
Presiden Joko Widodo saat berpidato di KTT Perubahan Iklim, Glasgow, Senin (1/11). Foto: Antara
2/11/2021, 07.40 WIB

Presiden Joko Widodo berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim atau COP26 pada Senin (1/11). Dalam pidatonya, Jokowi menagih komitmen negara maju untuk membantu negara berkembang seperti Indonesia menangani perubahan iklim.

Presiden mengatakan perubahan iklim harus segera direspons dengan aksi. Salah satunya adalah transfer teknologi dari negara maju kepada negara berkembang.

“Pertanyaannya, seberapa besar kontribusi negara maju untuk kami,” kata Jokowi dalam siaran virtual Sekretariat Presiden, Selasa (2/11).

Jokowi mengatakan Indonesia memiliki lahan hijau serta laut yang luas. Oleh sebab itu ia berharap negara maju mau berkontribusi terutama dalam pendanaan untuk mengurangi emisi karbon.

Apalagi Indonesia telah memulai sejumlah langkah demi merespons perubahan iklim. Jokowi mengatakan ia telah memulai pengembangan ekosistem mobil listrik, memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Asia Tenggara, mengembangkan biodiesel, serta membangun kawasan industri hijau di Kalimantan Utara.

Tak hanya itu, pemerintah telah menurunkan laju deforestasi menjadi yang terendah dalam 20 tahun dan menurunkan angka kebakaran hutan hingga 82% pada 2020. Jokowi juga telah memulai rehabilitasi 600 ribu hektare hutan mangrove sampai 2024.  

“Sektor yang semula menyumbang 60% emisi akan mencapai carbon net sink pada 2030.” kata Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi juga meminta perdagangan karbon menjadi bagian besar pencegahan perubahan iklim. Ia berharap ada ekosistem ekonomi karbon yang transparan, inklusif, dan berintegritas.

Sebelumnya Jokowi menyatakan Indonesia tidak ingin beretorika pada komitmen perubahan iklim. Pada isu perubahan iklim, RI memiliki peran yang sangat penting lantaran salah satu pemilik hutan tropis dan hutan mangrove terbesar dunia.

"Kita tidak ingin ikut dalam retorika yang pada akhirnya tidak dapat kita jalankan," kata Jokowi dalam tayangan video, Jumat (29/10).