Kemenag Susun Skema Pemberangkatan Umrah Satu Pintu via Bandara Soetta

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Sejumlah calon jamaah umrah melakukan lapor diri di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (1/11/2020).
5/11/2021, 09.41 WIB

Kementerian Agama bersama Otoritas Bandara (Otban) Wilayah I telah menggelar pertemuan untuk menyusun persiapan keberangkatan umrah lewat Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kemenag menjelaskan skema satu pintu berlaku agar memudahkan pengawasan kesehatan, keamanan, dan keselamatan jemaah umrah yang dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19.

Sementara, asrama haji akan dijadikan sebagai titik awal keberangkatan jemaah umrah. Oleh karena itu, Kemenag membutuhkan bantuan Otban untuk memastikan fasilitas asrama memenuhi persyaratan untuk diberlakukan sebagai tempat keberangkatan internasional.

“Jemaah umrah harus sudah clear di asrama haji, baik dari sisi kelengkapan dokumen perjalanan maupun kesehatannya," kata Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus, M Noer Alya Fitra dalam keterangan tertulis, Kamis (4/11).

Kemenag dan Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan regulasi teknis pelayanan kesehatan bagi jemaah umrah, di antaranya data sertifikat vaksin serta integrasi Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh) dengan PeduliLindungi. Mereka juga akan segera membahas mengenai data jemaah umrah yang harus disinkronisasi bersama Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil.

Sementara itu, Kepala Otban Wilayah I Yufridon Gandoz Situmeang mengapresiasi langkah Kemenag dalam persiapan penyelenggaraan umrah. Otban juga ajan mengevaluasi kesiapan terminal internasional.

Dengan konsep seperti haji reguler, berarti asrama haji sudah harus melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan imigrasi jemaah umrah, termasuk memastikan keamanan angkutan ke bandara. “Secara prinsip Otban siap berkoordinasi lebih cepat agar semua hal-hal teknis keberangkatan, layanan penerbangan, dan bandara siap saat umrah dibuka,” katanya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa, penerbangan jemaah umrah lebih aman dengan penerbangan langsung (direct flight). Dia juga mengusulkan agar pesawat yang digunakan jemaah umrah tidak bersamaan dengan penumpang reguler.

Gandoz berharap, Kemenag bersama Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dapat memberikan edukasi kepada para jemaah untuk dapat menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pasalnya, saat ini status pandemi Covid-19 belum dicabut oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).

“Otban harus menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan, termasuk bagi jemaah umrah,” ujarnya.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi