Partai Gerindra kian serius mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden di Pemilu 2024. Menteri Pertahanan ini disebut sudah mendapatkan dukungan dari 30 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan meski Prabowo mendapat dukungan yang signifikan dari daerah, saat ini Gerindra belum membahas terkait deklarasi resmi. Dasco menyebut saat ini Gerindra sedang mencari kesempatan untuk melapor kepada Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Gerindra terkait dinamika yang terjadi di daerah.
"Terutama usulan atau pernyataan dukungan dari DPD Gerindra se-Indonesia," ujar Dasco kepada wartawan di kompleks parlemen pada Rabu (10/11).
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan Gerindra hanya akan mengusung calon tunggal yakni Prabowo Subianto. Muzani sekaligus menepis rumor terkait adanya kader lain yang akan diusung oleh Gerindra. Seperti diketahui terdapat beberapa relawan yang mendeklarasikan dukungan mereka terhadap Sandiaga Uno untuk maju dalam Pilpres 2024.
"Calon presiden dari Partai Gerindra hanya satu tunggal namanya Prabowo Subianto," ujar Ahmad di kompleks parlemen pada Rabu (3/11).
Apalagi saat ini hanya tersisa dua setengah tahun lagi jelang Pilpres 2024. Gerindra sedang melakukan upaya agar Prabowo dapat maju lagi dalam gelaran Pilpres.
Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra memiliki modal kuat untuk kembali bertarung di 2024. Riset Saiful Mujani Research and Consultant (SMRC) menyebut elektabilitas Prabowo masih nomor satu di Indonesia, meski pamornya mulai tergerus.
Elektabilitasnya mencapai 18,1%, jauh mengungguli kandidat kuat lainnya macam Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Saat Pilpres 2019, ia hanya kalah 11% suara dari petahana Jokowi-Ma’ruf Amin.
Survei Litbang Kompas yang pada 26 September–9 Oktober 2021 menunjukkan nama Prabowo Subianto bertengger di urutan teratas. Namun, menurut survei tersebut, basis dukungan Prabowo dari kalangan generasi muda mengalami penurunan dalam waktu enam bulan terakhir.
Kendati demikian, bukan berarti jalan Prabowo akan mulus untuk melenggang ke Istana. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Aisah Putri Budiatri mengatakan manuver politiknya beberapa tahun terakhir menuai kontroversi, bahkan di kalangan pendukungnya sendiri.
Salah satunya tentu saja keputusan Prabowo masuk barisan koalisi hingga memperoleh kursi Menteri Pertahanan. ”Saya kira pasti akan ada yang terpengaruh, meskipun kalau melihat survei sejauh ini masih banyak yang setia,” ujarnya, Selasa (12/10).