Jakarta Masuk 50 Kota Terbaik di Dunia dalam Tangani Pandemi Covid-19

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Suasana air mancur dan lampu di Area patung saat dipadamkan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (5/6/2021). Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day Pemprov DKI Jakarta memadamkan sejumlah lampu dan penggunaan listrik di sejumlah bangunan ikon Jakarta diantaranya kawasan Monas, Patung Kuda dan Bundaran HI.
11/11/2021, 10.40 WIB

Provinsi DKI Jakarta masuk dalam 50 kota terbaik di dunia dalam penanganan Covid-19. Bahkan, Jakarta lebih unggul dibandingkan sejumlah kota lain seperti Beijing, Amsterdam, dan Los Angeles dalam beberapa kategori.

Capaian tersebut tercantum dalam laporan yang diterbitkan Deep Knowledge Analytic bertajuk COVID-19 City Safety Rankings Q2/2021: Benchmarking of Municipal Pandemic Response - Vaccines, Economy, Prevention, Governance, Safety.

Deep Knowledge Analytics (DKA) merupakan agensi dengan fokus pada DeepTech yang memproduksi analitik dan industri teknologi. Analisis yang dilakukan menggunakan kerangka kerja multi-dimensi dan metode algoritma yang menggabungkan ratusan metrik serta parameter yang dirancang khusus.

Sedangkan laporan tersebut disusun dengan 114 indikator dengan lebih dari 8.200 data. Analisis diklasifikasikan dalam 5 kategori berbeda pada 72 kota. Kemudian dari 72 kota itu, dipilih 50 kota teratas dengan skor tertinggi.

"Fokus utama dari laporan ini adalah untuk menganalisis respons regional terhadap pandemi di tingkat kota," demikian tertulis dalam laman Deep Knowledge Analytics, dikutip Kamis (11/11).

Kategori penanganan pandemi meliputi ketahanan ekonomi, efisiensi pemerintah, manajemen kesehatan, efisiensi karantina, dan tingkat vaksinasi. Jakarta berada di urutan ke-47 dari 50 negara dengan total skor 51,43.

Di bawah Jakarta terdapat Ankara, Bukares, dan Lisbon. Namun posisi DKI berada jauh di bawah Kuala Lumpur, Malaysia dengan nilai keseluruhan 53,46 dan berada di posisi 41.

Pada kategori ketahanan ekonomi, Jakarta mendapatkan skor 11,05 serta mengungguli Beijing 10,87, Shanghai 11,03, Madrid 9,73, Budapest 10,94, Roma 9,94, dan Kuala Lumpur 10,01.

Jakarta mendapatkan skor 10,61 pada kategori efisiensi pemerintah. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan Shanghai 10,45, Doha 10,35, Moskow 10,51, dan Bukares 10,39.

Dalam kategori manajemen kesehatan, Jakarta mengantongi nilai 9,17 dan berada pada posisi 48. Ibu kota mengalahkan Los Angeles dengan skor 9,12 dan Lisbon 8,78. 

Pada kategori efisiensi karantina, DKI memperoleh skor 12,81. Pada kategori tersebut, Jakarta mendapatkan skor lebih tinggi dari New York dengan nilai 12,55, Roma 12,38, Amsterdam 12,21, Paris 11,56, Kuala Lumpur 11,21, dan Doha 10,88.

Adapun pada tingkat vaksinasi, Jakarta mengantongi skor 7,78. Capaian ini berada di atas Hong Kong sebesar 7,68, Riyadh 6,88, Manila 7,49, dan Oslo 6,31.

Laporan ini diharapkan bisa memberikan wawasan tentang kepemimpinan dan ekonomi, masyarakat, dan kesehatan. "Serta membantu kota dan negara bagian dalam menentukan langkah kesiapsiagaan mereka," demikian tertulis.

Sedangkan DKA merupakan bagian dari Deep Knowledge Group yang merupakan konsorsium organisasi komersial dan nirlaba serta aktif di bidang DeepTech dan teknologi. Organisasi yang berbasis di London ini juga aktif melakukan penelitian ilmiah, investasi, hingga filantropi.

Reporter: Rizky Alika