8 Juta Dosis Vaksin Sinovac Tiba, Pemerintah Kebut Vaksinasi Covid-19

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa.
Petugas medis menunjukkan vaksin Sinovac Biofarma sebelum disuntikkan pada seorang tenaga pengajar di Rumah Sakit Persada, Malang, Jawa Timur, Jumat (5/3/2021). Sebanyak 9.873 tenaga pengajar di Kota Malang mulai menjalani vaksinasi COVID-19 tahap kedua.
13/11/2021, 15.31 WIB

Indonesia kembali menerima kedatangan delapan juta vaksin Covid-19 merek Sinovac. Kedatangan ini dibagi dua yakni empat juta dosis pada Jumat (13/11) dan sisanya pada Sabtu (14/11).

Tambahan vaksin bentuk jadi dari Cina ini akan digunakan untuk mempercepat program vaksinasi Covid-19. Pemerintah juga telah menargetkan 123 juta orang telah menjalani vaksinasi hingga akhir tahun.

“Lancarnya kedatangan vaksin membuat percepatan dan perluasan program menjadi optimal,” kata Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan tertulis Kementerian Komunikasi dan Informatika, Sabtu (14/11).

Nadia juga meminta masyarakat segera mendapatkan suntikan kekebalan Covid-19. Apalagi kasus corona di beberapa negara seperti Rusia terus menunjukkan kenaikan. “Belajar dari situ, kita harus disiplin protokol kesehatan dan lakukan vaksinasi,” katanya.

Dia lalu meminta pemerintah daerah lebih aktif memantau parameter penanganan pandemi secara berkala. Beberapa di antaranya adalah bed occupancy ratio (BOR), kasus aktif, dan positivity rate alias rasio positif.

Selain itu daerah juga harus memperkuat vaksinasi, 3T  (tes, penelusuran, perawatan), serta memastikan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di setiap tempat publik.

“Semua harus berperan dalam penegakan protokol kesehatan sebagai antisipasi Covid-19,” ujar Nadia.

Sedangkan PT Bio Farma (Persero) telah mendistribusikan 233,3 juta dosis vaksin hingga 4 November lalu. Secara rinci, distribusi vaksin tertinggi ialah Jawa Barat sebanyak 41,8 juta dosis, Jawa Timur sebanyak 37 juta dosis, Jawa Tengah 32,1 juta dosis, Jakarta 20,2 juta dosis, dan Sumatera Utara 10,4 juta dosis.

Sementara, distribusi vaksin terendah ialah Sulawesi Barat 89,3 ribu. Provinsi dengan cakupan rendah lainnya adalah Maluku Utara 757,7 ribu, Kalimantan Utara 807,7 ribu, Papua Barat 811.770, dan Gorontalo 959,9 ribu.

"Kami setiap hari distribusi karena targetnya tinggi," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (9/11).