Sejumlah negara di Asia dan Eropa kembali memperketat pintu masuknya usai varian baru Covid-19 bernama B.1.1.529 muncul di Afrika Selatan. Mutasi baru ini bahkan telah ditemukan di Botswana hingga Hong Kong.
Dikutip dari Reuters, Singapura dan India telah mengumumkan kontrol perbatasan dengan lebih ketat. Otoritas Singapura akan membatasi kedatangan dari Afrika Selatan dan negara sekitarnya sebagai bentuk pencegahan.
Mereka meniru Inggris yang melarang penerbangan dari Afsel, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho, dan Eswatini. Pemerintah Negeri Ratu Elizabeth itu juga telah meminta pelancong yang kembali dari negara-negara tersebut untuk menjalani karantina.
Pemerintah pusat India juga mengimbau kepada seluruh negara bagiannya untuk melakukan tes dan menyaring pelancong internasional dari Afrika Selatan dan negara lain yang dianggap berisiko. Jepang juga memperketat kontrol perbatasan bagi Afsel dan lima negara lain di Afrika.
Otoritas Taiwan juga mengatakan para pelancong dari negara-negara Afrika bagian selatan yang "berisiko tinggi" harus masuk ke fasilitas karantina yang dikelola pemerintah selama 14 hari.
Italia juga melarang masuk mereka yang mengunjungi beberapa negara Afrika bagian selatan selama 14 hari terakhir. Jerman juga akan mendeklarasikan Afsel sebagai daerah varian virus.
Sebelumnya ilmuwan Afrika Selatan telah mendeteksi varian baru Covid-19 dalam jumlah kecil namun memiliki mutasi yang tak normal. Mereka mengatakan, varian tersebut menjadi perhatian karena dapat menghindari respons imun tubuh serta lebih menular.
Penelitian awal laboratorium menunjukkan varian tersebut telah meningkat pesat di Gauteng, provinsi paling padat penduduk di Afsel. Selain itu, varian baru itu kemungkinan sudah ada di delapan provinsi lainnya.
"Meskipun datanya terbatas, para ahli bekerja lembur dengan semua sistem pengawasan yang ada untuk memahami varian baru dan implikasi potensialnya," kata Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) dikutip dari Reuters pada Jumat (26/11).
Afsel juga telah meminta pertemuan mendesak dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang evolusi virus tersebut. Rapat akan digelar pada Jumat (26/11) untuk membahas varian baru.