Varian Omicron Belum Masuk RI, Ini Strategi Menkes Agar Tak Kecolongan

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut dunia dan Indonesia saat ini sudah jauh lebih cepat dan canggih dalam mengindentifikasi varian baru.
Penulis: Agustiyanti
28/11/2021, 20.21 WIB

Varian Omicron yang menyebar dengan cepat ke beberapa negara tengah menjadi kekhawatiran dunia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, varian baru Covid-19 ini belum terindentifikasi masuk ke Indonesia. Pemerintah pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencegah masuknya varian asal Afrika Selatan ini. 

"Hingga saat ini belum ada identifkasi varian omicron ini," ujar Budi dalam konferensi pers, Minggu (28/11). 

Budi menjelaskan, dunia dan Indonesia saat ini sudah jauh lebih cepat dan canggih dalam mengindentifikasi varian baru. Hal ini sangat penting dalam mengantisipasi penyebaran kasus. Selama ini, munculnya varian baru selalu memicu lonjakan kasus.

"Saat ini Indonesia dan berbagai negara di dunia memiliki kapasitas lab yang baik sehngga dapat dengan cepat mengantisipasi varian baru," kata Budi. 

Budi mengatakan, kebijakan saat ini juga selalu diambil berdasarkan data. Ia mencatat kasus konfirmasi positif Covid-19 varian Omicron terdeteksi di sembilan negara sebanyak 128 kasus. Sementara empat negara mendeteksi kemungkinan kasus serupa. 

"Total ada 13 negara, sembilan negara sudah pasti ada, empa negara masih kemungkinan ada. Kita tidak perlu terlalu panik dan terburu-buru, kebijakan harus diambil berbasis data," kata dia. 

Berbekal data, menurut dia, pemerintah juga melihat bagaimana risiko varian ini masuk ke Indonesia. Dari sembilan negara yang terindentifikasi memiliki kasus varian Omicron, menurut Budi, penerbangan paling banyak adalah dari tujuan Hong Kong, Italia, Inggris dan Afrika Selatan. Sementara dari empat negara yang masih kemungkinan memiliki kasus Omicron, penerbangan paling banyak berasal dari Belanda dan Jerman. 

Adapun untuk mengantisipasi masuknya varian Covid-19, menurut dia, pemerintah akan memperketat pengawasan terhadap perjalanan luar negeri melalui jalur udara, laut, dan darat. Ia memastikan semua kantor karantina pelabuhan laut, udara, dan darat bekerja dengan keras. 

"Kalau ada kasus positif Covid-19 dari luar negeri itu harus di-genome sequencing, seluruhnya. Ini untuk melihat apakah ada varian-varian baru," kata dia. 

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar menjelaskan, varian ini sudah ditemukan di Afrika Selatan, Bostwana, Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia, Ceko, dan Hong Kong. "Melihat distribusi ke negara tersebut, kita tidak bisa mengesampingkan varian Omicron ini mungkin sudah menyebar ke lebih banyak negara lain," ujar Luhut. 

Salah satu langkah utama yang dilakukan pemerintah untuk mencegah varian baru Covid-19 ini masuk Indonesia adalah memperketat pembatasan perjalanan. Pemerintah melarang masuk warga negara Asing yang berkunjung atau tinggal di Afrika Selatan, Lesotho, Eswatini, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Mozambique, Malawi, Zambia, Angola, dan Hong Kong masuk ke Indonesia. Sementara bagi warga negara Indonesia yang tiba dari negara-negara tersebut, diberlakukan karantina selama 14 hari. 

"Pemerintah juga memperpanjang masa karantina WNA/WNI dari luar negeri di luar negara-negara tersebut dari sebelumnya tiga hari mejadi tujuh hari," kata dia. 

Selain membatasi perjalanan, pemerintah juga akan meningkatkan aktivitas genome squencing bagi kasus positif yang berasal dari luar negeri  serta terus mendorong masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. 

Luhut mengatakan kasus Covid-19 saat ini sangat terkendali. Pemerintah akan berupaya agar kasus terkendali di tengah kekhwatiran varian baru dan potensi kenaikan kasus akibat libur Natal dan Tahun Baru.

Pasien positif Covid-19 bertambah 264 orang per 28 November 2021. Total Kasus mencapai 4.255.936 dengan 4.103.914 pasien dinyatakan sembuh dan 143.808 orang meninggal dunia.