Alat musik triangle merupakan alat musik ritmis sebagai pengiring dan pengatur tempo lagu. Triangle berbentuk segitiga yang terbuat dari bahan baja. Meski berbentuk segitiga, ada bagian triangle yang terpotong atau utuh. Alat ini memiliki pemukul dari bahan logam untuk menghasilkan suara.
Triangle termasuk alat musik idiophone yang bisa dipukul dan bergetar untuk menghasilkan nada. Pemain triangle membutuhkan cara membuat resonansi yang tepat. Secara teori, nada yang dikeluarkan oleh triangle tidak tentu.
Mengutip dari Britannica.com, instrumen berbentuk segitiga ini sudah digunakan pada abad ke-14. Bentuk triangle bisa segitiga sampai trapesium. Tahun 1800-an, triangle memiliki suara gemerincing. Abad ke-18 alat musik ini dipakai sebagai simbal dan bass drum yang populer di Eropa.
Alat musik triangle tidak diketahui secara pasti siapa penciptanya. Menurut sejarah catatan di Eropa, instrumen musik ini berbentuk segitiga sama kaki. Triangle dulu dimainkan dalam orkestra klasik barat. Pemusik terkenal yang memakai triangle di orkestra yaitu Joseph Haydn, Ludwig Van Beethoven dan Wolfgang Amadeus Mozart.
Cara Memainkan Alat Musik Triangle
Alat musik triangle dimainkan dengan cara dipukul. Bentuknya yang segitiga di bagian bawah terbuat dari baja, sementara alat pemukul triangle dari bahan logam. Ketika dipukul, triangle menghasilkan suara berdenting yang keras.
Mengutip dari buku Alat Musik Konvensional karya Eny Kusrini, cara memegang triangle yaitu digantungkan pada tangan kiri. Ada bagian pengait yang berfungsi untuk pegangan tangan. Kemudian tangan kanan memegang alat untuk memukul. Dentingan triangle menghasilkan suara yang keras.
Ketika dimainkan, bagian badan tidak boleh dipegang atau disenggol. Jika dipegang berpengaruh pada getaran suara yang dihasilkan triangle. Cara memainkan alat musik ini yakni dipukul di bagian sisi dalam untuk menghasilkan bunyi nyaring. Pemain triangle juga menyesuaikan tempo lagu ketika instrumen ini dimainkan.
Fungsi Alat Musik Triangle
Secara umum, alat musik triangle digunakan sebagai pengiring musik dan alat musik bantu. Pemain akan menghasilkan suara ketika memukul bagian dalam triangle. Instrumen ini menghasilkan suara berfrekuensi tinggi yang terdengar nyaring di telinga.
Namun, pemain membutuhkan ritme dan mengontrol level volume ketika mengiring musik. Tongkat kayu bisa menggantikan pemukul dari bahan logam. Suara yang ditimbulkan dari tongkat kayu lebih tenang dan mengurangi suara nyaring.
Triangle berasal dari kesenian Betawi, sebagai instrumen ansambel Keroncong Tugu. Mengutip dari jakarta-tourism.go.id, triangle dipakai sebagai alat musik bantu instrumen pengiring. Alat musik ini tidak memiliki tangga nada. Jadi tinggi rendahnya suatu nada, tergantung dari kemampuan pemain menghasilkan suara dan bahan dasar pembuatnya. Pemain musik membutuhkan improvisasi ketika memukul triangle.
Menurut sejarah, triangle dibawa oleh orang-orang Belanda yang memiliki orkes musik. Dahulu orkes musik terdiri dari para budak dan serdadu. Kemudian orkes musik ditampilkan di rumah bangsawan Belanda.
Ukuran alat musik ini bervariasi sekitar 15-18 cm. Di salah satu sudut ada lubang kecil untuk mengikatkan tali. Fungsi tali ini dipakai sebagai pegangan tangan.
Dahulu, tali triangle dipakai menggunakan susu binatang yang dikeringkan. Kemudian, tali ini diganti dari bahan kawat dan nilon. Kedua bahan tersebut bermanfaat sebagai pegangan tali yang lebih kuat.
Di bagian sisi bawah, ada lempengan besi yang bentuknya menyerupai cincin. Lempengan ini akan bergoyang dan beradu sehingga menghasilkan suara. Cincin ini akan bergoyang ketika pemain memakai alat pukul.
Alat Musik Ritmis Selain Triangle
Sebagai pengatur nada dan tempo, selain triangle ada jenis alat musik lain. Alat musik ritmis dipakai untuk memberi irama dan ketukan pada lagu. Berikut contoh alat musik ritmis selain triangle:
Bass
Bass dimainkan dengan cara dipetik sehingga menghasilkan nada rendah. Nada-nada ini akan terasa di dalam pendengaran manusia. Instrumen bass membutuhkan senar panjang dan kolom udara. Bahan pembuatan alat musik ini dari kayu alder, abu, atau mahoni.
Tamborin
Tamborin termasuk alat musik ritmis yang ditabuh dan digoyangkan. Bingkai tamborin terbuat dari lubang untuk zil yang bergemerincing. Cara memainkan tamborin yaitu dipegang dalam posisi tegak memakai salah satu tangan. Sementara tangan yang lain untuk memukul tamborin supaya menghasilkan suara.
Tifa
Alat musik tradisional asal Maluku ini termasuk alat musik ritmis. Cara memainkan instrumen ini dengan cara dipukul memakai tongkat pemukul. Tifa terbuat dari kayu, rotan, dan kulit binatang. Bentuknya bulat memanjang yang dianyam dengan tali rotan. Di Maluku, tifa dipakai dalam pertandingan Perahu Belang Arumbai dan komponen Totobuang.
Gong
Gong termasuk instrumen tradisional di Indonesia. Alat musik ini terbuat dari perunggu dan logam lain yang bentuknya bundar dan besar. Gong bisa berbunyi memakai alat pukul dari kayu yang menghasilkan suara besar dan keras. Mengutip dari jakarta.go.id, gong dipakai sebagai tanda akhir lagu atau tanda pada bentuk-bentuk gending.