Mengenal Sejarah Tari Pendet Bali yang Penuh Filosofi

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Seniman menampilkan tari Pendet Bali dalam malam pergelaran seni kolaborasi tradisi multimedia di Taman Budaya Bali, Denpasar, Bali, Jumat (20/12/2019) malam. Pergelaran tersebut merupakan rangkaian kegiatan akhir tahun yang digelar Pemprov Bali dengan menampilkan seni tradisi dan seni populer untuk kemajuan kesenian di Bali sebagai daerah tujuan wisata.
Editor: Safrezi
2/12/2021, 12.09 WIB

Seni tari merupakan salah satu budaya yang dihasilkan dari pemikiran dan interaksi antar mansuia di Indonesia. Selain menyuguhkan keindahan dari lenggak lenggok badan, namun juga makna dari setiap gerakan.

Di antara tarian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke adalah tari Bali. Tarian ini memiliki keunikan karena tidak selalu bergantung pada alur cerita. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah. Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain Pendet, Gambuh, Baris, Sanghyang dan Legong.

Umumnya tari Bali bermakna religius. Sejak tahun 1950-an, dengan perkembangan pariwisata yang pesat, beberapa tarian telah ditampilkan pada kegiatan-kegiatan di luar acara keagamaan dengan beberapa modifikasi.

Tari Bali Mendapat Pengakuan Internasional

Perkembangan tari Bali ternyata tidak hanya diakui oleh masyarakat lokal saja, namun juga masyarakat internasional. Hal itu disahkan dalam konvensi Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda pada 29 November hingga 4 Desember 2015 di Windhoek, Namibia, UNESCO mengakui tiga genre tarian tradisional di Bali, Indonesia, sebagai Warisan Budaya Takbenda setelah diusulkan sejak 2011.

Di dalam konvensi tersebut yang diusulkan ada tiga bagian penting, antara lain: Wali (tarian sakral), Bebali (tarian semi-sakral/upacara) dan Balih-balihan (tarian untuk tujuan hiburan).

Dari ragam tarian tersebut salah satunya adalah tari Pendet. Tarian ini merupakan masuk dari genre dari tari Wali. Dari kategori dan jenis tari tersebut tarian ini tergolong tertua. Jenis tarian ini sudah ada sejak tahun 1950.

Awal mula tarian ini muncul adalah sebagai tarian sembahan yang dilakukan ketika sembahyang di pura-pura. Tarian ini ditujukan sebagai bentuk ucapan selamat datang atas turunnya dewa di Bumi. Tari pendet adalah hasil dari gubahan maestro seni tari dari Bali yang bernama I Wayan Rindi.

Dikutip dari buku Ensiklopedia Mini : Tari-tarian Nusantara karya Rizky Utami yang diterbitkan oleh CV Angkasa bahwa I Wayan Rindi merupakan sosok seniman tari yang mempunyai penguasaan terhadap gerak tari yang cukup hebat. Oleh karena itu, perkembangan serta sebaran tari pendet salah satunya adalah berkat jasa darinya.

Apabila ditelisik lebih dalam, gerakan tari pendet diambil dari pakem-pakem gerakan tari pendet dewa atau tari pendet asli yang dilakukan untuk persembahan. Tanpa menghilangkan nilai religi, sakral, dan keindahan tari ini, I Wayan beserta temannya bernama Ni Ketut Reneng berhasil memasukkan suatu unsur tarian pendet dewa ke dalam tari pendet yang populer hingga saat ini.

Filosofi Tari Pendet dalam Kehidupan

Tari pendet ini bukan hanya sekadar gerakan lenggak-lenggok badan, namun ada unsur sakral di dalamnya. Tari Pendet Bali ditampilkan oleh pasangan penari putri setelah penampilan tari rejang yang dilakukan di halaman pura. Tarian ini dipentaskan menghadap ke arah suci atau disebut juga pelinggih.

Dalam pementasannya, tari Pendet Bali ini harus dibawakan dengan menggunakan riasan upacara keagamaan dan juga pakaian upacara. Setiap penari membaca perlengkapan sesajen sebagai persembahan. Mulai dari wadah air suci atau sangku, cawan, kendi, dan perlengkapan lainnya.

Di sisi lain, para penari juga akan membawakan sebuah mangkuk dengan warna perak yang telah diisi penuh oleh bunga. Setelah itu, pada saat tarian berakhir bunga yang ada di mangkuk akan ditaburkan kepada para penonton sebagai sambutan selamat datang. Oleh karena itu, tari pendet juga berguna untuk menyambut kedatangan para tamu.

Mengenal Musik Pengiring Tari Pendet Bali

Dalam gerakan dan iringan tari Pendet Bali ada musik pengiring yang khas. Sebagai ciri khas, irama musik yang ada dihasilkan dari tabuhan gamelan atau disebut juga gong kebyar.

Adapun fungsi dari musik pengiring adalah sebagai pengatur tempo dan ritme para penari. Saat gong kebyar dimainkan secara cepat ataupun lambat. Maka gerakan para penari akan menyesuaikan dengan irama musiknya.

Perlengkapan Busana dan Tata Rias Tari Pendet Bali

Dalam setiap pementasan, para penari tari pendet menggunakan pakaian adat Bali yang terdiri dari tapih hijau yang bermotif crapcap. Kemudian mereka juga menggunakan kemben berwarna merah bermotif emas, selendang merah yang diikatkan di pinggang, dan angking kuning bermotif tumbeng.

Demi mendapati performa yang maksimal, para penari juga didandani dengan riasan wajah yang menarik. Mereka menggunakan anting, hiasan bunga yang terdiri dari bunga kamboja yang disematkan di telinga kanan serta bunga mawar di tengah kepala.

Tidak hanya itu, mereka juga mengenakan bunga semanggi di telinga kiri dan bunga sandat di belakang bunga mawar dan juga bunga kamboja. Kemudian para penari juga menggunakan hiasan pusung gonjer.

Demikianlah penjelasan mengenai tari Pendet Bali yang tidak hanya sekedar gerakan dan hiburan, namun juga penuh filosofis dan bisa menjadi pelajaran hidup.