Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, mengunjungi lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dalam kunjungan tersebut, Kepala Negara membuka peluang untuk merelokasi rumah korban erupsi.
"Kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang kami perkirakan berbahaya untuk dihuni kembali," kata Jokowi saat meninjau lokasi terdampak erupsi, Lumajang, Selasa (7/12).
Mantan Wali Kota Solo itu menerima laporan sekitar dua ribu rumah harus direlokasi. Pemerintah akan segera memutuskan wilayah tujuan relokasi untuk para korban.
"Setelah itu segera kita bangun (rumah untuk korban)," ujar dia.
Dalam kunjungan tersebut, Jokowi ingin memastikan para pengungsi telah tertangani dengan baik. Selain itu, ia memastikan kebutuhan logistik seperti konsumsi, air bersih, dan kebutuhan kesehatan telah terpenuhi.
Kemudian, Presiden juga memastikan proses evakuasi berjalan dengan maksimal.
"Memastikan bahwa seluruh kekuatan yang kita miliki sudah berada di lapangan untuk pencarian korban," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Selain itu, Jokowi memantau rencana perbaikan infrastruktur yang rusak akibat erupsi. Ia berharap, perbaikan infrastruktur bisa segera dimulai saat erupsi Gunung Semeru mereda.
Sebagai informasi, Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan 985 orang personel gabungan pada Senin (6/12).
Jumlah personel di lapangan diperkirakan lebih banyak untuk membantu tanggap darurat.
Pada sektor infrastruktur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengerahkan personel untuk membantu beberapa langkah penanganan darurat pascaerupsi.
Di antaranya adalah pembersihan jaringan jalan untuk memulihkan konektivitas baik jalan nasional, provinsi, dan kabupaten, serta pencarian jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Kobokan.
“Percepatan evakuasi korban dan pembersihan Kawasan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian PUPR Nazib Faizal seperti dikutip dari keterangan pers.
Berdasarkan data hingga Senin (6/12) pukul 20.15 WIB, korban jiwa yang tercatat sementara antara lain luka-luka 56 orang, hilang 22 orang, dan meninggal dunia 22 orang.
Sedangkan, jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa dan warga mengungsi sebanyak 2.004. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang, posko masih melakukan pendatan dan validasi.
Ssebanyak 2.004 warga mengungsi ke 19 titik pengungsian yang tersebar di tiga kecamatan, antara lain Kecamatan Pronojiwo, Candipuro dan Pasirian.
Jumlah penyintas tertinggi berada di Kecamatan Candipuro dengan jumlah 1.136 jiwa, Pasirian 563 dan Pronojiwo 305.
Sementara itu, Kementerian Keuangan memastikan anggaran penanganan dan pemulihan bencana letusan Gunung Semeru tersedia melalui APBN.
"Seperti penanganan bencana pada umumnya, penanganannya akan menggunakan dana Pemerintah daerah (APBD) dan APBN dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kemensos," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari kepada Katadata.co.id, Senin (6/12).
Kementerian Keuangan menyediakan anggaran penanganan bencana sebesar Rp 11,5 triliun pada tahun ini.
Anggaran ini mengalir melalui Kementerian dan Lembaga (K/L) sebesar Rp 3,5 triliun. Adapun sisanya Rp 8 triliun melalui dana cadangan bencana serta cadangan pooling fund bencana.