Pengertian Syair, Ciri-Ciri, Jenis dan Contohnya

Unsplash/Rey Seven
Ilustrasi syair
Editor: Safrezi
10/12/2021, 12.46 WIB

Perkembangan bidang sastra di Indonesia menciptakan berbagai karya yang menarik. Penyebaran karya sastra dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah migrasi atau proses perpindahan manusia yang jauh dari tempat tinggalnya semula.

Aktivitas migrasi yang melewati batas negara atau migrasi internasional dapat membawa tutur bahasa yang diadaptasi di negara baru. Salah satu bentuk karya sastra yang terpengaruh faktor migrasi internasional adalah syair.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia.

Pengertian Syair

Istilah syair berasal dari bahasa Arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”. Kata syu’ur kemudian berkembang menjadi syi’ru yang berarti “puisi” dalam pengertian umum.

Perkembangan syair mengalami perubahan dan modifikasi. Jika sebelumnya syair berhubungan dengan sastra dari negeri Arab, kini syair menjadi khas Melayu. Dalam buku Pantun dan Puisi Lama Melayu dijelaskan, syi'r adalah satu bentuk puisi yang muncul sejak zaman pra-Islam.

Pasca-kemunculan agama Islam, syair menjadi semakin populer di kalangan masyarakat Arab. Oleh sebab itu, sastra Arab membedakan syair menjadi dua, yaitu syair zaman Jahiliah dan syair zaman Islam.

Perbedaan utama kedua syair tersebut adalah muatan religi dan keimanan terhadap keesaan Allah SWT yang lebih tampak pada syair zaman Islam. Di Arab, syair digunakan untuk mengekspresikan suasana kalbu. Lirik yang terkandung memiliki gaya bahasa yang halus dan penuh gejolak rasa penyairnya.

Kemunculan syair di Indonesia ditelusuri dari salah satu tulisan yang dianggap syair paling tua dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Syair tersebut berbentuk doa yang tertera di sebuah nisan raja yang terletak di Minye Tujoh, Aceh. Bahasa yang digunakan dalam syair adalah campuran bahasa Melayu Kuno, Sansekerta, dan Arab.

Syair tersebut dipahat pada batu nisan dengan perhitungan tahun 781 Hijriah (1380 Masehi). Penemuannya menunjukkan kemunculan syair sejak abad ke-14 di Indonesia. Bunyi syair tersebut adalah sebagai berikut.

Hijrat nabi mungstap yang prasida

Tujuh ratus asta puluh sawarsa

Haji catur dan dasa warsa sukra

Raja iman warna rahmat-allah

Gutra barubasa mpu hak kedah pase ma

Taruk tasih tanah samuha

Ilahi ya rabbi tuhan samuha

Taruh dalam swarga tuhan

Artinya:

Setelah hijrah Nabi, kekasih yang telah wafat

Tujuh ratus delapan puluh satu tahun

Bulan Zulhijah 14 hari, Jumat

Ratu iman Werda (rahmat Allah bagi Baginda)

Dari suku Barubasa (Gujarat), mempunyai hak atas

Kedah dan Pasai

Menaruk di laut dan darat semesta

Ya Allah, ya Tuhan semesta

Taruhlah Baginda dalam surga Tuhan

Selain pengertian di atas, definisi lain tercantum dalam buku Pemuda dalam Bait Syair. Syair adalah puisi yang digubah melalui suatu bahasa yang ditata secara apik yang keluar dari kejujuran dan kedalaman perasaan seorang penyair.

Ciri-ciri Syair

Menurut publikasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut ciri-ciri syair.

  1. Setiap bait terdiri dari empat baris.
  2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
  3. Bersajak a-a-a-a.
  4. Semua baris adalah isi.
  5. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

Jenis-jenis Syair

Mengutip buku Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia, syair dibagi menjadi lima kelompok menurut isinya.

1. Syair Panji

Berisi atau bercerita tentang keadaan yang terjadi dalam istana (kerajaan), keadaan orang-orang yang ada atau berasal dari dalam istana. Contohnya “Syair Ken Tambuhan” yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan untuk Ratu Kauripan.

2. Syair Romantis

Berisi tentang percintaan, pelipur lara, dan cerita rakyat. Contohnya adalah “Syair Bidasari” yang menceritakan seorang putri raja yang dibuang lalu dicari oleh Putra Bangsawan, yaitu saudaranya untuk bertemu kembali dengan ibunya.

Mereka kembali bertemu dan Bidasari memaafkan dosa ibunya yang membuangnya. Ibu Bidasari menyesali perbuatannya.

3. Syair Kiasan

Berisi kisah percintaan antara ikan, burung, bunga atau buah-buahan sebagai makna simbolis dari isi yang terkandung atau sebagai kiasan dan sindiran terhadap suatu peristiwa. Contohnya adalah “Syair Burung Pungguk”.

Syair tersebut bercerita tentang kisah cinta yang gagal karena perbedaan kedudukan atau derajat. Kiasan yang digunakan adalah “seperti pungguk merindukan bulan”, yaitu ketika seorang pemuda biasa merindukan gadis yang derajatnya lebih tinggi dan hanya bisa memandangnya dari kejauhan.

4. Syair Sejarah

Syair yang berisikan peristiwa sejarah penting, terutama perang. Contohnya “Syair Perang Mengkasar” yang dahulu bernama “Syair Sipelman”. Isinya tentang perang antara orang Makassar dan Belanda.

5. Syair Agama

Tergolong syair terpenting dan dibagi menjadi empat, yaitu:

  • Syair sufi oleh Hamzah Fansuri dengan penyair-penyair satu zaman.
  • Syair ajaran Islam, contohnya “Syair Sifat Dua Puluh”.
  • Syair riwayat nabi (Syair Anbia), contohnya “Syair Nabi Allah dengan Firaun”.
  • Syair nasihat yang berisi nasihat bagi pembaca.

Contoh Syair Agama

Syair Perahu

Karya: Hamzah Fansuri

Inilah gerangan suatu madah

Mengarangkan syair terlalu indah

Membetuli jalan tempat berpindah

Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu

Ialah perahu tamsil hidupmu

Tiadalah berapa lama hidupmu

Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman

Hasilkan kemudi dengan pedoman

Alat perahumu jua kerjakan

Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu

Hasilkan bekal air dan kayu

Dayung pengayuh taruh di situ

Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar

Angkatlah pula sauh dan layar

Pada beras bekal jantanlah taksir

Niscaya sempurna jalan yang kabir

Contoh Syair Panji

Syair Abdul Muluk

Karya: Raja Ali Haji

Berhentilah kisah raja Hindustan

Tersebutlah pula suatu perkataan

Abdul Hamid Syah Paduka Sultan

Duduklah Bagina bersuka-sukaan

Abdul Muluk putera Baginda

Besarlah sudah bangsa muda

Cantik majelis usulnya syahda

Tiga belas tahun umurnya ada

Parasnya elok amat sempurna

Petak majelis bijak laksana

Memberi hati bimbang gulana

Kasih kepadanya mulia dan hina

Contoh Syair Kiasan

Syair Burung Pungguk

Dengarlah tuan mula rencana

Disuratkan oleh dagang yang hina

Karangan janggal banyak tak kena

Daripada paham belum sempurna

Daripada hari sangatlah morong

Dikarang syair seekor burung

Sakitnya kasih sudah terdorong

Gila merawan segenap lorong

Pertama mula pungguk merindu

Berbunyilah guruh mendayu-dayu

Hatinya rawan bercampur pilu

Seperti diiris dengan sembilu

Pungguk bermadah seraya merawan

Wahai bulan, terbitlah Tuan

Gundahku tidak berketahuan

Keluarlah bulan tercelalah awan

Demikian ulasan tentang pengertian syair, ciri-ciri, jenis, dan contohnya.