Kegiatan membaca dan menulis merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan saling berkaitan satu sama lain. Oleh karenanya apabila ingin menjadi penulis yang baik, maka juga harus menjadi pembaca yang baik pula. Penulis yang rajin dan produktif selalu menghabiskan hampir banyak buku untuk dikonsumsi.
Di masa teknologi yang sudah memenuhi hampir di seluruh rongga kehidupan, kegiatan membaca sudah bisa dilakukan di telepon genggam yang hampir dimiliki oleh setiap orang. Dengan membaca, informasi yang kita dapatkan semakin bertambah daya imajinasi bertambah. Sedangkan dengan menulis, maka daya imajinasi bisa dituangkan dalam bentuk karya. Semakin tinggi daya imajinasi akan membuat tulisan semakin menarik.
Dengan membaca kemampuan dan ketajaman akal akan semakin terasah. Karena dalam setiap orang memiliki kemampuan dalam berimajinasi masing-masing hanya saja tidak semua orang mampu mengasah daya imajinasinya. Salah satu cara agar daya imajinasi seseorang semakin terasah adalah dengan menulis cerita fantasi. Cerita fantasi ini biasanya disukai oleh anak-anak karena dijadikan sebagai hiburan untuk dirinya.
Apa Itu Cerita Fantasi?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya tentang cerita fantasi yang sangat bermanfaat untuk mengasah otak. Kini kita memahami apa itu cerita fantasi? Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cerita adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang atau kejadian dan sebagainya (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka). Sedangkan fantasi dalam KBBI berarti daya untuk menciptakan angan-angan.
Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa cerita fantasi ialah sebuah karangan yang dibuat dengan daya imajinasi atau khayalan seseorang yang didalamnya terdapat berbagai kisah. Umumnya, cerita fantasi yang ditulis oleh penulis akan menceritakan tentang berbagai macam hal yang mudah dipahami oleh anak-anak.
Segmentasi cerita fantasi umumnya adalah anak-anak, oleh karenanya penulis wajib membuat alur cerita yang jelas agar anak-anak mudah memahami dan menerima cerita tersebut. Dalam cerita fantasi, pengarang akan menciptakan atau membuat dunia fantasinya sendiri. Meski demikian orang dewasa juga masih bisa membaca cerita fantasi tersebut.
Alur Cerita Fantasi
Agar mudah dipahami pembaca, cerita fantasi memerlukan struktur. Antara lain: orientasi, konflik, resolusi, dan ending atau penutup. Berikut penjelasannya:
1. Orientasi
Struktur pertama adalah orientasi yang membuat pembaca menemukan sebuah cerita berupa pengenalan yang dimulai dari tema, tokoh, dan alur yang ditulis oleh pengarang. Beberapa pengarang akan menceritakan karakter tokoh di bagian orientasi.
2. Konflik
Dalam cerita fantasi akan dimunculkan suatu permasalahan. Permasalahan ini timbul karena menjadi inti dari jalannya cerita fantasi. Penulis akan membuat konflik yang membuat pembaca selalu ingin membaca cerita fantasi sampai selesai. Sementara itu, karakter tokoh-tokoh pada struktur ini akan lebih ditunjukkan kepada pembaca.
3. Resolusi
Hal ketiga yang harus ada dalam cerita fantasi adalah resolusi. Resolusi merupakan bagian penting dari struktur cerita fantasi yang menceritakan tentang jalan keluar dari permasalahan yang ada. Pada bagian ini konflik akan mulai mereda, sehingga pembaca mulai bertanya-tanya bagian akhir cerita seperti apa.
4. Penutup
Penutup atau ending harus disajikan secara maksimal karena menjadi akhir dari perjalanan cerita. Oleh karenanya pada bagian akhir cerita biasanya ada yang berakhir dengan bahagia dan ada juga yang berakhir dengan kesedihan. Pembaca akan selalu menunggu bagian akhir cerita fantasi yang ditulis oleh pengarang.
Demikianlah empat hal yang harus terkandung dalam cerita fantasi agar bisa dinikmati oleh pembaca. Meski kisah fiktif, namun cerita fantasi dapat mempertajam pemikiran dan mengasah cara menulis sehingga bisa lebih mengalir dan dinikmati oleh banyak kalangan.