Cerita Jokowi Bertemu Mark Zuckerberg Bahas Ramalan Metaverse

Sekretariat kabinet/twitter
Presiden Joko Widodo memberikan pidato pada KTT Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-13 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/11/2021).
Editor: Yuliawati
15/12/2021, 12.15 WIB

Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menceritakan pertemuannya 2016 lalu dengan CEO Meta, Mark Zuckerberg. Dalam pertemuannya itu, Zuckerberg memberi tahu Jokowi terkait teknologi metaverse yang akan berkembang pesat di masa depan.

Pertemuan pada 2016 itu terjadi di di kantor Facebook di Menlo Park, California, Amerika Serikat (AS). Zuckerberg mengajak Jokowi bermain tenis meja atau pingpong menggunakan perangkat virtual reality (VR) Oculus.

"Dia beritahu saya bahwa dalam 10-15 tahun lagi, akan muncul teknologi seperti main pingpong virtual," kata Jokowi dalam Launching Akselerasi Generasi Digital di Jakarta pada Rabu (15/12).

Lebih lanjut dia bercerita, "setiap orang bisa beli lahan virtual, bangun bisnis virtualnya sendiri, mall virtual, game virtual, dan wisata virtual."

Jokowi mengatakan saat ini ramalan Zuckerberg hampir terbukti."Kemajuan digital tidak bisa dicegah lagi," katanya.

Ia mengatakan, sejumlah raksasa teknologi global kini berlomba-lomba membangun metaverse. "Facebook berganti nama menjadi Meta, ada Epic Games, Roblox, Microsoft semua masuk ke sana," ujarnya.  

Alhasil, Indonesia perlu strategi mengembangkan dunia virtual itu agar tidak tertinggal jauh. Jokowi mengatakan, sejumlah cara mesti digencarkan, di antaranya penyiapan talenta digital hingga mengembangkan ekosistem digital.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga menyampaikan, dengan masifnya pengembangan metaverse oleh sejumlah raksasa teknologi, Indonesia pun mau tidak mau akan menghadapi transformasi digital ini. “Dunia baru yang berbeda dibandingkan hari ini,” kata Erick.

Erick menjelaskan, dirinya berdiskusi dengan salah satu menteri muda dan mantan menteri mengenai metaverse. Salah satu tanda kehadiran dunia virtual yakni penggunaan blockhain dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Sejak Oktober lalu, Facebook resmi berganti nama menjadi Meta, dan menyatakan sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk beralih menjadi penyedia layanan metaverse. Induk Instagram ini akan membangun dunia virtual menggunakan beragam perangkat berbasis VR dan augmentend reality (AR).

“Metaverse adalah perbatasan berikutnya,” kata CEO Meta Mark Zuckerberg saat presentasi di konferensi Connect Facebook yang diadakan secara virtual, dikutip dari Bloomberg, pada Oktober (29/10).

Zuckerberg menargetkan Facebook berubah menjadi perusahaan metaverse dalam lima tahun. "Kami pada dasarnya bergerak dari Facebook sebagai perusahaan media sosial menjadi perusahaan 'metaverse' pertama.”

Meta menggambarkan ‘metaverse’ sebagai teknologi yang memungkinkan orang-orang berkumpul dan berkomunikasi dengan memasuki dunia virtual. Zuckerberg berjanji bahwa metaverse akan memiliki standar privasi, kontrol orang tua, dan transparansi penggunaan data.

“Setiap orang yang membangun metaverse harus berfokus membangun secara bertanggung jawab sejak awal,” kata Zuckerberg. “Ini adalah salah satu pelajaran yang saya pelajari selama lima tahun terakhir.”
 
Salah satu aplikasi metaverse yang akan dikembangkan oleh Facebook yakni konser 3D atau tiga dimensi. “Anda merasa hadir dengan orang lain, seolah-olah berada di tempat lain. Memiliki pengalaman berbeda yang tidak dapat dilakukan di aplikasi atau halaman web 2D, seperti menari atau berbagai jenis olahraga,” ujar Zuckerberg.

Facebook juga sedang mengerjakan platform ‘kantor tanpa batas’ melalui VR. “Alih-alih panggilan telepon, Anda akan dapat duduk sebagai hologram di sofa saya, atau sebaliknya,” kata dia.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan