Luhut Ingatkan RI Negara Besar, Tak Perlu Tunduk Ke Negara Manapun
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegasan Indonesia adalah negara besar sehingga tidak perlu didikte negara lain atau memihak kepada salah satu kekuatan di dunia.
"Firm posisi kita sangat jelas. Kita ini negara kaya dan besar. Tidak perlu berpihak kepada siapapun," tutur Luhut dalam acara Bisnis Indonesia Business Challanges (BIBC), Rabu (15/12).
Mantan Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tersebut mengaku menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, pada Selasa (14/12).
Luhut juga menyebut Indonesia sebagai kekuatan penyeimbang yang kuat dalam konflik di Laut China Selatan.
Dia menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki masalah terkait klaim di kawasan perairan Laut China Selatan.
Posisi Indonesia sangat tegas dan tidak akan kompromi jika kedaulatan wilayahnya diusik oleh pihak lain.
"Posisi Indonesia itu sebagai penyeimbang kuat. Indonesia itu beda dengan 15 tahun lalu. Saya sampaikan message-message ke mereka bahwa kalian harus memperhitungkan Indonesia. Kalau tidak dihitung ya ga papa. Kita bisa survive sendiri," paparnya.
Seperti diketahui, Amerika Serikat tengah bersaing dengan Cina untuk memperkuat posisi mereka di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam pidatonya di Universitas Indonesia (UI), kemarin, Blinken juga memfokuskan sebagian besar pidatonya untuk membahas peran penting kawasan Indo-Pasifik ke depan serta pentingnya peran AS di kawasan tersebut.
Luhut mengatakan kerja sama Indonesia dengan negara lain lebih didasarkan pada asas yang saling menguntungkan bukan dengan negara mana.
"Siapa yang masuk (investasi) itu kawan. Sepanjang itu menguntungkan,"ujarnya.
Luhut mengatakan, pada pertemuan dengan Blinken, secara khusus Menlu AS menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan pandemi.
Karena itulah, dia kecewa karena masih banyak masyarakat Indonesia yang justru tidak bangga dengan pencapaian negara sendiri.
"Kadang-kadang kita ini gak bangga bernegara, selalu merasa orang lain lebih hebat," katanya.
Mantan Menteri ESDM tersebut menegaskan, Indonesia merupakan negara yang besar dan warganya harus berbangga diri.
"Jadi ayo kita juga bangga sebagai bangsa. Saya kadang-kadang sedih, ada pengamat-pengamat kita yang kadang ngomong gak jelas, yang hanya melihat dari satu sisi saja. Sebenernya cinta gak kawan kawan dengan republik ini," katanya.
Terkait varian Omicron yang saat ini sudah menyebar di lebih dari 70 negara, ia mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar tetap berhati-hati dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Hal itu dilakukan untuk menghindari lonjakan kasus Covid-19 yang dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan ekonomi nasional.
Ia juga berharap agar masyarakat tidak menilai pemerintah tidak konsisten dalam mengambil langkah mitigasi lonjakan kasus Covid-19. Menurutnya, strategi yang dilakukan sesuai dengan kondisi dan data-data kesehatan yang ada.
"Jika tidak hati-hati, kasus bisa kembali meningkat dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terpaksa harus diterapkan lagi seperti yang dilakukan di Eropa saat ini," kata dia.