Beda dengan Pemerintah, Ahli Duga Omicron Sudah Menyebar di Masyarakat

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Petugas mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap merapikan tempat tidur saat menyiapkan ruangan perawatan di Tower 8 Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Pademangan, Jakarta, Selasa (15/6/2021).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
17/12/2021, 15.56 WIB

Pemerintah meyakini Covid-19 varian Omicron belum menular di komunitas. Namun, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono menduga, Omicron telah merebak pada masyarakat.

Ia menilai kasus pertama pasien yang terinfeksi Omicron yakni petugas kebersihan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet tidak memiliki perjalanan luar negeri. Sehingga, kemungkinan besar petugas itu tertular dari orang lain di komunitasnya yang terinfeksi Omicron.

"Jadi mungkin Omicron sudah beredar. Mungkin dari November, Omicron sudah masuk," kata Pandu saat dihubungi Katadata.co.id, Jumat (17/12).

Meski begitu, ia memperkirakan penularan Omicron di masyarakat tidak berjumlah besar. Sebab, sebagian besar warga sudah memiliki antibodi yang diperoleh dari vaksin Covid-19 maupun penularan secara alamiah.

Oleh karena itu, keberadaan Omicron tidak berdampak pada peningkatan kasus Covid-19. Selain itu, tingkat kematian dan angka keterisian rumah sakit masih rendah.

Namun, varian Omicron berpotensi menularkan orang yang tidak memiliki kekebalan, seperti pihak yang belum pernah vaksinasi atau terinfeksi corona. Sehingga, Omicron lebih banyak menyerang anak muda dan anak-anak yang belum divaksin.

Dia mengingatkan pemerintah meningkatkan vaksinasi kepada anak-anak, lansia, dan orang dengan gangguan imunitas (immunocompromised). Selain itu, menjaga disiplin protokol kesehatan.

Karantina bagi pelaku perjalanan internasional perlu diterapkan dengan benar. "Tidak ada pengecualian bagi pejabat dan orang terpandang. Tidak boleh ada yang dikurangi durasinya," ujar dia.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan penularan Omicron di masyarakat hanya menunggu waktu. "Potensi penularan di komunitas itu masalah waktu," ujar dia.

Ia mengatakan, kecepatan penularan Omicron jauh lebih cepat dari varian Delta. Meski begitu, ia juga mengakui masyarakat memiliki imunitas yang baik dari vaksinasi dan infeksi alami.

Namun, kondisi itu tidak serta merta membuat Indonesia dalam posisi aman. "Ini hanya memberikan kita lebih banyak waktu untuk persiapkan diri," katanya.

Dicky berharap, pemerintah bisa segera menyiapkan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster, menyiapkan fasilitas kesehatan, serta meningkatkan pelacakan kasus. Pelacakan perlu dilakukan pada orang yang melakukan kontak dengan kasus pertama Omicron di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran.

"Yang satu koridor atau satu gedung melakukan kontak di karantina sampai dipastikan 10 hari ke depan mereka bisa dianggap aman," ujar Dicky.

Adapun kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak perlu diubah. Dia menilai yang terpenting ialah peningkatan kedisplinan dalam karantina dan protokol kesehatan.

Infografik_Bahaya varian baru Covid-19 Omicron (Katadata)
Reporter: Rizky Alika

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan