Bertemu Dubes Uni Eropa, Airlangga Kebut Perundingan Dagang IEU-CEPA

ekon.go.id
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar UE untuk Indonesia Vincent Piket, Rabu (22/12).
24/12/2021, 09.03 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan komitmen Indonesia dalam mempercepat perundingan dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA). Saat ini, perundingan telah memasuki putaran ke-11 yang diselenggarakan secara virtual pada bulan November lalu.

Bahkan Airlangga telah bertemu Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket pada Rabu (22/12). Keduanya sepakat untuk melakukan pembahasan teknis dalam upaya percepat perundingan.

“Negosiator dari kedua pihak diharapkan dapat lebih kreatif dalam mencari solusi atas isu-isu yang masih menjadi pending issues sehingga penyelesaian perundingan dapat segera dipercepat,” kata Airlangga dalam keterangan resminya, Kamis (23/12).

Kemudian, pertemuan tersebut juga membahas tentang penanganan pandemi Covid-19 dan kebijakan strategi Green Deal Uni Eropa beserta peraturan turunannya yang nantinya akan mengatur importasi produk yang memenuhi kriteria berkelanjutan. Salah satunya usulan kebijakan Regulation on Deforestation-Free Products.

Dalam pertemuan tersebut, pemerintah Indonesia menyampaikan komitmen untuk mendukung perdagangan yang berkelanjutan, serta menyatakan bahwa isu sektor lingkungan tidak boleh disalahgunakan untuk menghambat arus perdagangan.

Selanjutnya, dalam diskusi terkait isu sektor telekomunikasi, Airlangga mengundang perusahaan-perusahaan Uni Eropa untuk berinvestasi di sektor pengembangan teknologi digital Indonesia.

Uni Eropa merupakan salah satu mitra strategis Indonesia dalam bidang ekonomi. Nilai perdagangan bilateral pada periode Januari hingga Agustus 2021 mencapai US$ 18,1 miliar atau setara Rp 258 triliun, meningkat sebesar 8,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara nilai investasi Uni Eropa pada tahun 2020 mencapai US$ 2,1 miliar atau setara Rp 29 triliun.

Selain dengan Uni Eropa, Airlangga juga bertemu dengan Duta Besar Federasi Rusia Lyudmila Georgievna Vorobieva. Keduanya sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama konkret di berbagai bidang dalam rangka mendorong upaya pemulihan ekonomi.

Beberapa hal yang dibahas antara lain rencana penyelenggaraan Sidang Komisi Bersama di bidang perdagangan, ekonomi dan teknik (SKB) ke-13 RI-Rusia back-to-back dengan rencana Pameran Industri INNOPROM: Industrial Exposition dan Business Dialogue yang untuk pertama kalinya akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 10-12 Maret 2022.

Selain menghadirkan pelaku industri dari kedua negara, pameran tersebut akan menghadirkan para pelaku usaha dan industri dari kawasan Eurasia,Asia Tengah serta Asia Tenggara.

“Dua kegiatan ini akan memainkan peran penting dalam upaya meningkatkan hubungan dan kerja sama konkret di bidang ekonomi, perdagangan, investasi dan industri antara Indonesia dengan Rusia, terlebih kegiatan akan berlangsung di masa Presidensi Indonesia di G20,” kata dia.

Keduanya juga membahas industri kedirgantaraan dan antariksa, energi, infrastruktur transportasi dan perkeretaapian, industri perkapalan, produk peternakan serta platform ekonomi digital. Secara khusus, Rusia menyatakan kesiapannya untuk mendorong kerjasama pengembangan vaksin Covid-19 di tanah air melalui Sputnik-V dan obat-obatan lainnya.

Keduanya juga sepakat untuk lebih mendorong kerja sama di bidang energi baru dan terbarukan seperti energi hidro dan hidrogen serta pembangunan floating power plant sebagai langkah bersama dalam pengurangan emisi karbon.

Di samping isu bilateral, RI-Rusia juga sepakat untuk meningkatkan kerjasama melalui forum global, utamanya melalui Presidensi Indonesia di G20 dan partisipasi Rusia pada pameran World Expo. "Masih terdapat banyak potensi kerjasama perdagangan dan investasi yang dapat dijajaki dan dieksplorasi lebih lanjut oleh kedua negara," ujar Airlangga.

Nilai perdagangan Indonesia dengan Rusia terus mencatatkan tren positif dalam perdagangan bilateral. Pada periode Januari-Oktober 2021 tercatat kenaikan neraca perdagangan sebesar 44,33% atau senilai US$ 2,21 miliar, setara Rp 31 triliun dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Salah satu komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Rusia yakni minyak sawit yang mengalami peningkatan yang relatif tinggi. Di bidang investasi, Rusia yang saat ini menempati peringkat ke-37 negara investor di Indonesia. Total investasi Rusia di Indonesia pada triwulan ke-III 2021 tercatat telah mencapai US$ 9,2 juta atau Rp 131 miliar dalam 280 proyek.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi