Ada Potensi Cuaca Ekstrem di Nataru, Waspadai Jasa Penyeberangan

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/hp.
Anak bermain di sekitar jalan yang rusak akibat diterjang gelombang di Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu (27/11/2021). BMKG mengeluarkan peringatan dini adanya potensi gelombang tinggi mencapai 4 meter di perairan Selat Sunda yang terjadi hingga 28 November 2021.
24/12/2021, 16.29 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada seluruh pengelola jasa penyeberangan Bakauheni - Merak akan adanya potensi cuaca ekstrem, termausk gelombang tinggi saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru di perairan Selat Sunda.

"Potensi cuaca ekstrem akibat La Nina sangat besar kemungkinan terjadi. Kami mohon untuk tetap waspada dan tidak memaksakan mengangkut penumpang jika cuaca tidak memungkinkan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam keterangan resminya, Jumat (24/12).

Dwikorita menyebut, peringatan ini dikeluarkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kapal akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi tersebut. Ia berharap agar Syahbandar menunda Surat Persetujuan Berlayar (SPB) jika cuaca sedang buruk.

 Terkait prediksi curah hujan, di wilayah Indonesia pada bulan Desember 2021 dan Januari 2022 di periode Natal dan Tahun Baru menunjukkan bahwa curah hujan pada umumnya berada pada kategori menengah hingga tinggi (100 - 500 mm per bulan).

Puncak musim hujan sendiri diperkirakan waktu terjadinya akan berbeda di setiap wilayah Indonesia.

Adapun beberapa wilayah lain di Indonesia akan memasuki puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2022, yang terjadi secara bertahap dalam waktu tidak bersamaan.

Di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Riau, Bengkulu, dan Jambi, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember.

Sementara itu, puncak musim hujan di wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan, NTT, NTB dan Bali diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2022.

 Dia menambahkan, pembaruan informasi cuaca dapat diakses melalui website di www.bmkg.go.id, atau melalui mobile application InfoBMKG yang bisa diunduh di Google Play Store maupun Apple Store.

"Hal ini penting guna meningkatkan kewaspadaan di daerah-daerah yang rawan terhadap bencana geo-hidrometeorologi," ujarnya.

Sebelumnya, BMKG memprediksi Indonesia akan mengalami cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina pada akhir  tahun ini.

La Nina kembali terjadi di Indonesia akibat peningkatan masa udara basah dari Samudera Pasifik menuju Indonesia.

Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem pada bulan ini. Kondisi ekstrem meliputi, hujan lebat disertai petir dan angin puting beliung. 

Sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi akan mengalami musim hujan lebih besar dari biasanya saat La Nina datang.

Di antaranya sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian barat, Pulau Seram bagian selatan dan Papua bagian selatan.

Berdasarkan prakiraan terbaru BMKG,  pada hari ini, Kamis (24/12) sampai Sabtu (24/12) pukul 0700 WIB, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut - Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 4 - 25 knot.

Sementara itu,  di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 4 - 30 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Banda, Perairan Wakatobi, Perairan P. Buru hingga Ambon, Laut Seram, Perairan Kep. Tanimbar, Perairan Kep. Kai - Aru dan Perairan Papua Barat.

Pada wilayah berikut ini, terdapat potensi gelombang tinggi 2,5-4.0 meter:
- Samudra Hindia Barat Lampung
-Samudra Hindia Selatan Banten
-Perairan Selatan Jawa Tengah hingga Nusa Tenggara Barat
-Laut Banda
-Perairan Kep. Tanimbar bagian Timur
-Perairan Kep, Kai hingga Kep. Aru
-Laut Arafuru bagian tengah dan timur

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi