4 Cara Investasi Reksadana untuk Pemula

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021). Terdapat aksi jual neto sebesar Rp 2,79 triliun pada 8-12 November di pasar saham dan SBN.
Editor: Intan
30/12/2021, 13.22 WIB

Seiring perkembangan teknologi saat ini, pola penyimpanan uang ikut mengalami kemajuan pesat. Salah satu media untuk menyimpan uang adalah reksadana. Secara definisi, dilansir dari website resmi Bursa Efek Indonesia (Idx.co.id), reksadana diartikan sebagai wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat selaku pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek melalui Manajer Investasi (MI).

Berdasarkan pola kerjanya, Manajer Investasi merupakan tenaga profesional yang ahli dan berlisensi dalam melakukan pengelolaan investasi. Di mana, di dalamnya terdiri dari komite investasi dan tim pengelola investasi.

Hal itu dapat dilihat dari pola kerjanya pada saat Anda menaruh dana di reksadana. Sebagai contoh, Anda tidak butuh modal puluhan juta untuk berinvestasi reksadana. Sistemnya sederhana, Anda hanya perlu menaruh sejumlah uang untuk membeli reksadana, dan memilih jenis reksadana yang diinginkan dan selanjutnya, manajer investasilah yang akan mengelola investasi Anda.

Selain sistemnya yang sederhana, Anda juga bisa memiliki akun reksadana dengan modal minimal hanya Rp 10 ribu. Di mana, sejak 2019 Anda sudah bisa memulai investasi reksadana dengan membeli produk reksadana secara online melalui e-commerce. Pilihannya pun saat ini beragam, termasuk melalui Tokopedia dan Bukalapak.

Di sisi lain, untuk membeli reksadana di marketplace investasi seperti Bareksa atau Indopremier (IPOTFUND), modal atau minimum pembelian reksadana untuk memulai investasi bisa dengan Rp 100 ribu.

Dalam praktiknya, keberadaan reksadana sangat cocok untuk investasi semua orang. Bisa dibilang investasi reksadana itu mudah, dan cocok dipilih sebagai produk investasi bagi pemula atau pemodal kecil dan golongan orang-orang yang tidak memiliki banyak waktu dan pengetahuan mendalam tentang literasi keuangan, khususnya untuk menghitung resiko atas suatu investasi.

Cara Investasi Reksadana

Bagi Anda para investor pemula atau masih belajar, atau memiliki target jangka pendek nan panjang seperti menyiapkan biaya pendidikan anak hingga ke perguruan tinggi, membeli rumah impian di masa depan, biaya travelling ke negara impian, atau investasi untuk modal dana pensiun.

Berikut cara investasi reksadana yang dikutip dari situs Cermati.com serta mudah dan bisa dipelajari oleh pemula:

1. Memahami Aneka Macam Reksadana

Cara investasi reksadana yang pertama adalah dengan memahami pola dan alokasi investasinya:

A. Reksadana Pasar Uang

Alokasi investasi reksadana pasar uang seluruhnya ditempatkan pada instrumen pasar uang antara lain, deposito berjangka, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan obligasi (jatuh temponya kurang dari satu tahun).

  • Reksadana pasar uang memiliki risiko yang relatif sangat rendah dari sisi default, berkurangnya nilai aktiva bersih (NAB), likuiditas, dsb.
  • Bisa mulai investasi reksadana pasar modal dengan modal Rp 100 ribu
  • Bisa dicairkan kapan saja, pencairan sebelum jatuh tempo tidak dikenai pinalti atau potongan.

B. Reksadana Pendapatan Tetap

Alokasi investasi reksadana pendapatan tetap yakni penempatan dana pada efek utang atau obligasi dengan komposisi minimal 80 %. Surat utang atau obligasi bisa berupa obligasi pemerintah atau korporasi (perusahaan).

  • Reksadana ini memiliki tingkat pengembalian yang stabil karena memiliki aset surat utang (obligasi) yang memberikan keuntungan berupa kupon secara rutin.
  • Bisa mulai investasi reksadana pasar modal dengan modal Rp 100 ribu
  • Return (imbal hasil) lebih tinggi daripada reksadana pasar uang, umumnya bisa naik lebih dari 10 % per tahun.
  • Nilai aktiva bersih (NAB)  - nya cenderung naik stabil dan tidak banyak berfluktuasi (naik-turun).

C. Reksadana Saham

Reksadana saham menempatkan dananya minimal 80 % ke berbagai efek saham dan sisanya, 20 % dialokasikan ke pasar uang.

Keuntungan

  • Bisa mulai investasi reksadana pasar modal dengan modal Rp 10 ribu dan bisa dibeli secara online di Tokopedia dan Bulalapak
  • Return / imbal hasil reksadana saham sangat tinggi dibandingkan reksadana lainnya, tetapi risiko juga tergolong tinggi.

Risiko

  • Ada biaya investasi yang dibebankan pada pengurangan hasil investasi yang diterima investor. Tapi, ketika beli dan jual reksadana saham via platform online, tingkat biaya investasi lebih kecil.
  • Reksadana saham tidak bisa dicairkan setiap saat. Butuh waktu pencairan sekitar 3-5 hari kerja sejak transaksi pencairan.

D. Reksadana Campuran

Reksadana campuran mengalokasikan dananya di berbagai instrumen keuangan sekaligus, seperti deposito, surat utang (obligasi), pasar uang dan saham.

Reksadana campuran defensif:

  • Profil risiko lebih rendah dengan komposisi penempatan sebesar 70-80 % pada obligasi dan instrumen pasar uang.
  • Cocok dipilih oleh investor pemula dan investor bertipe konservatif/moderat yang mencari tingkat risiko rendah dengan potensi return lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang.

Reksadana campuran berimbang:

  • Profil risiko lebih tinggi, namun potensi pengembalian / untung imbal hasil juga lebih tinggi. Komposisi penempatan dana berimbang dengan porsi 50 % pada pasar saham, dan obligasi/pasar uang.
  • Cocok dipilih oleh investor yang sudah berpengalaman dalam investasi, dan memahami investasi dengan baik.

Reksadana campuran dinamis :

  • Profil risiko tinggi dengan penempatan dana lebih dinamis porsinya pada instrumen obligasi, pasar uang , maupun saham. Artinya, penempatan dana tergantung pada outlook (pandangan) Manajer Investasi atas berbagai faktor.
  • Risiko tinggi guna mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Cocok untuk investor yang sudah berpengalaman dan penyuka tantangan serta ingin mendapatkan return investasi yang besar.

2. Menghitung Jangka Waktu Investasi

Setelah mengetahui aneka ragam investasi reksadana, cara investasi reksdana selanjutnya adalah menghitung jangkan waktu yang dibutuhkan. Untuk investasi 1-3 tahun, Anda dapat memilih reksadana pendapatan tetap. Untuk jangka waktu 3-5 tahun, gunakanlah reksadana campuran. Terakhir, untuk Anda yang menginginkan investasi jangka panjang, yakni lebih dari 5 tahun, gunakanlah reksadana saham.

3. Memastikan Produk Reksadana Memiliki Izin OJK

Salah satu cara inevstasi reksadana adalah dengan mempelajari pola keamanannya. Hal yang diperhatikan berikutnya adalah adanya legalitas dan memiliki izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Perizinan ini memiliki banyak syarat dan bersifat mutlak sehingga dapat dipercaya kebenarannya. Tidak hanya itu, manajer investasi yang mengelola reksadana tersebut juga harus memiliki izin.

Hal tersebut menjadi penting mengingat karena saat ini marak adanya investasi bodong ada dimana-mana, tidak memiliki izin karena tidak memenuhi standar dan persyaratan dalam mengelola investasi yang bersih dan sehat. Ciri utama investasi reksadana bodong biasanya menawarkan keuntungan investasi yang sangat besar. Namun, bisa jadi resiko yang ditanggung juga besar.

4. Memahami Prospektus Reksadana

Pola prospektus dapat dikatakan sebagai buku manual untuk berinvestasi di reksadana. Segala macam informasi yang Anda butuhkan tentang reksadana ada di sini, mulai dari perizinan, manajer investasi, kebijakan investasi, biaya-biaya investasi, hingga tata cara pembelian dan penjualan reksadana.

Hal yang penting cara investasi reksadana berikytnya adalah dalam cara membaca prospektus. Karena hal tersebut menjadi bagian yang wajib dan mutlak. Tidak hanya membaca, Anda pun harus memahami setiap detail isinya dan jika kebingungan, tidak perlu ragu untuk bertanya.

Hal ini adalah jalan yang baik untuk sama-sama tahu. Sehingga Anda dapat berinvestasi dengan aman dan nyaman. Tentu saja jika investasi palsu tidak akan memiliki prospektus karena ciri dari hubungan investasi yang sehat adalah dengan adanya transparansi.

Kesimpulan

Apabila Anda sudah membaca empat cara investasi reksadana di atas, kini Anda bisa langsung mencobanya. Sembari mencoba Anda juga bisa belajar. Era teknologi maju saat ini, semua informasi bisa didapatkan dengan mudah. Bahkan, saat ini sudah banyak manajer investasi dan bank yang menjual produk reksadana, serta menyediakan situs informatif tentang produk dan layanan reksadananya.