Kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terus meningkat. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah sudah menemukan tambahan 16 kasus kasus tersebut sehingga total pasien yang ditemukan mencapai 152.
Tak hanya itu, pemerintah juga menemukan adanya tambahan kasus dari penularan lokal. Meski demikian, mayoritas pasien baru berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.
"Dari 152, enam kasus merupakan transmisi lokal," kata Budi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (3/1).
Budi mengatakan, sebagian besar kasus berada di Jakarta, sedangkan beberapa ditemukan di Medan, Bali, dan Surabaya. Dari 152 orang tersebut, sebagian di antaranya tidak memiliki gejala, sisanya memiliki gejala ringan dan tidak memerlukan oksigen. "Saturasi di atas 95%," ujar dia.
Dari seluruh kasus Omicron itu, 34 orang di antaranya sudah sembuh dan kembali ke rumah. Ia pun memastikan, tidak ada kasus yang membutuhkan perawatan serius di rumah sakit. "Cukup kasih obat dan vitamin mereka bisa kembali ke rumah," katanya.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu mengatakan, perlindungan dari sel T dari vaksin mampu memberikan perlindungan dari Omicron. Makanya hingga saat ini rasio perawatan di rumah sakit dan angka kematian rendah.
Dalam kesempatan itu, Budi memastikan jumlah Covid-19 varian teranyar di Indonesia masih rendah. Ini lantaran pemerintah telah menerapkan kebijakan karantina pelaku perjalanan internasional dengan cukup ketat.
Di Asia Tenggara, Indonesia berada pada posisi 40, mengungguli Singapura dengan jumlah Omicron 1.600 kasus dan Thailand 1.500 kasus. Sedangkan di kawasan lain, kasus Omicron sudah mencapai ribuan. Amerika Serikat, Inggris, hingga Denmark sudah memiliki Omicron di atas 20 ribu kasus.
Hingga saat ini, kasus konfirmasi Omicron di dunia sudah mencapai 408 ribu, naik dari pekan lalu sebanyak 184 ribu. Omicron sudah tercatat di 115 negara, naik dari pekan lalu yang hanya di 132 negara.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memprediksi peningkatan kasus Omicron akan lebih cepat dibandingkan Delta. “Akan tetapi diiringi dengan tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit maupun ICU yang lebih rendah dibandingkan Delta,” kata Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi.