Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto melakukan inspeksi mendadak ke tiga lokasi karantina pelaku perjalanan luar negeri di DKI Jakarta. Sidak dilakukan pada Selasa malam (4/1), Pukul 20.00 WIB.
Ketiga lokasi karantina itu yakni Arya Duta dan Hotel Grand Mercure di Jakarta Pusat, serta Holiday Inn Matraman. Inspeksi ini menyasar kesiapan registrasi penerimaan pelaku perjalanan luar negeri hingga peninjauan fasilitas pendukung.
“Kami mengharapkan fasilitas hotel ini siap sebagai tempat karantina para pelaku perjalanan luar negeri,” ujar Suharyanto dalam keterangan pers, Rabu (5/1).
Kepala BNPB sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional menyampaikan terima kasih kepada para petugas yang bekerja pada hotel-hotel tersebut.
Jelang akhir 2021, Suharyanto meninjau kesiapan fasilitas karantina di DKI Jakarta. Ini untuk mengantisipasi adanya penambahan kebutuhan tempat karantina kepada pekerja migran Indonesia (PMI) atau pelaku perjalanan luar negeri.
Fasilitas karantina tersebut yaitu Rusun Nagrak di Jakarta Utara, Rusun Daan Mogot di Jakarta Barat, dan Wisma Lembaga Mutu Pendidikan DKI Jakarta di Jakarta Selatan.
Berdasarkan data BNPB per Selasa (4/1) Pukul 18.00 WIB, total pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang berada di fasilitas RSDC Kemayoran, Wisma Pademangan, Rusun Pasar Rumput dan Rusun Nagrak mencapai 14.217 orang. Total persentase keterisian tempat tidur pada empat fasilitas ini 74,92%.
Itu dilakukan mengingat banyaknya kasus Covid-19 varian Omicron yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Pasien terpapar virus corona varian baru ini bertambah 92 pada Selasa (4/1)
Dengan begitu, total kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia menjadi 254 orang.
Sebanyak 239 di antaranya merupakan pelaku perjalanan internasional (imported case). Sedangkan 15 kasus transmisi lokal.
“Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan pers, Rabu (5/1).
Berdasarkan hasil pemantauan, sebagian besar kondisi pasien positif virus corona varian Omicron ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak yakni batuk (49%) dan pilek (27%).
Covid-19 varian Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan Delta. Sejak ditemukan pertama kali Afrika Selatan pada akhir tahun lalu (24/11/2021), kini Omicron terdeteksi di lebih dari 110 negara.
Penyebaran Omicron diperkirakan terus meluas. Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi akhir tahun lalu (16/12/2021).