Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin darurat (EUA) untuk vaksin dosis tambahan (booster) Covid-19. Lima vaksin yang diberikan lampu hijau adalah Sinovac, Moderna, Pfizer, AstraZeneca, dan Zivifax.
Dari lima tersebut, hanya Moderna yang diberikan sebanyak setengah dosis. Vaksin asal Amerika Serikat itu juga bersifat heterolog atau bisa dikombinasikan dengan suntikan AstraZeneca, Pfizer, serta Johnson&Johnson.
“Sedangkan respons titer antibodi netralisasi meningkat 13 kali setelah booster,” kata Penny saat konferensi pers, Senin (10/1).
Vaksin heterolog lainnya adalah Zivifax yang diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom. Vaksin ini bisa diberikan kepada mereka yang sebelumnya mendapatkan Sinovac serta Sinopharm.
“Peningkatan titer antibodi 30 kali pada subjek Sinovac dan Sinopharm,” kata Penny.
Sedangkan sisa vaksin yang mendapatkan izin hari ini bersifat homolog atau hanya diberikan kepada mereka yang sebelumnya vaksinasi dengan merek yang sama. Penny mengatakan, hasil pengujian vaksin Sinovac menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi 21 sampai 35 kali pada orang dewasa.
“Reaksi bersifat lokal seperti nyeri di bekas suntikan, sedangkan keparahannya grade 1 dan 2,” kata Penny.
Hasil pengujian vaksin Pfizer juga menunjukkan peningkatan titer antibodi sebesar 3,3 kali usai sebulan mendapatkan booster. Adapun efek vaksin ini adalah nyeri, sakit kepala, nyeri otot, hingga demam.
Sedangkan vaksin AstraZeneca mampu meningkatkan titer antibodi sebesar 3,5 kali usai diberikan. Adapun efek samping vaksin ini mayoritas masih bersifat ringan. “sebanyak 55% ringan dan 37% efek sedang,” kata Penny.