Nasionalisme merupakan sesuatu yang harus terus dibangun dalam suatu bangsa. Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme dapat ditunjukkan melalui ungkapan perasaan yang kuat dan usaha pembelaan daerah atau bangsa melawan penguasa luar.
Menurut Ernest Renan, nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara. Sedangkan menurut Otto Bauar, nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
Rukiyati mendefinisikan nasionalisme sebagai perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Karena kuatnya rasa yang dimiliki, maka timbul rasa cinta bangsa dan tanah air.
Dr. Wildan, M.Pd dalam buku Nasionalisme dan Sastra menjelaskan, doktrin nasionalisme adalah prinsip, ideologi, kepercayaan, atau pegangan yang menjadi asas bagi konsep paham kebangsaan yang dianut oleh seseorang atau sesuatu golongan.
Jenis-Jenis Nasionalisme
Menurut buku Semangat Nasionalisme dalam Bingkai Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara oleh Ketut Rusmulyani, terdapat beberapa jenis nasionalisme yang dibedakan oleh pakar Louis Snyder.
Jenis nasionalisme terbagi menjadi empat, yaitu:
- Nasionalisme revolusioner (terjadi di Prancis pada akhir abad ke-18), ditandai dengan elit politik yang berkeinginan untuk melakukan demokratisasi tetapi lembaga perwakilan yang ada tidak memadai untuk mengimbanginya.
- Nasionalisme kontra revolusioner (terjadi di Jerman sebelum Perang Dunia I). Di sebuah negara yang bernasionalisme kontra revolusioner, para elit politik menganggap diri selalu benar sehingga mereka menyerang pihak yang dianggap sebagai musuh atau melawan kepentingan mereka melalui lembaga perwakilan yang ada.
- Nasionalisme sipil, merujuk pada perkembangan di wilayah Britania Raya dan Amerika Serikat. Suatu negara dikatakan memiliki nasionalisme sipil ketika ia memiliki lembaga perwakilan yang kuat dan para elit politiknya memiliki kelenturan dalam berdemokrasi.
- Nasionalisme suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Nasionalisme jenis ini terjadi di Yugoslavia dan Rwanda. Ciri-ciri nasionalisme SARA terlihat dari para elit politik yang tidak menganut paham demokrasi dan mengekspresikan kepentingan hanya untuk membela satu kelompok tertentu lewat lembaga perwakilan yang ada.
Bentuk-bentuk Nasionalisme serta Contohnya
Retno Listyarti dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan menjelaskan enam bentuk nasionalisme sebagai berikut.
1. Nasionalisme Kewarganegaraan
Nasionalisme kewarganegaraan adalah nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu bangsa bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme ini berawal dari Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan tulisannya.
Salah satu tulisan Jean-Jacques Rousseau yang membahas nasionalisme kewarganegaraan adalah sebuah buku berjudul Du Contract Social (Kontrak Sosial).
2. Nasionalisme Etnis
Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme adalah di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-temurun.
Contohnya, Joko terlahir dari suku Jawa sehingga ia berbicara menggunakan bahasa Jawa karena bahasa itu dipakai oleh keluarga dan orang-orang sekitarnya.
3. Nasionalisme Romantik
Nasionalisme romantik merupakan bentuk nasionalisme etnis di mana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah dan merupakan ekspresi dari bangsa atau ras. Nasionalisme romantik menitikberatkan pada budaya etnis yang sesuai dengan idealisme romantik.
Contoh nasionalisme romantik adalah cerita rakyat berjudul “Grimm Bersaudara” kaya Herder yang merupakan koleksi cerita etnis Jerman.
4. Nasionalisme Budaya
Nasionalisme budaya ditandai dengan kebenaran politik dari budaya bersama, bukan dari sifat keturunan seperti warna kulit, ras, dan sebagainya. Contohnya adalah negara Cina yang berdiri berdasarkan persamaan budaya.
Unsur ras dikesampingkan sehingga golongan minoritas masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan Dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan nasionalisme budaya.
5. Nasionalisme Kenegaraan
Nasionalisme kenegaraan merupakan variasi dari nasionalisme kewarganegaraan. Dalam nasionalisme kenegaraan, bangsa adalah suatu komunitas yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara.
Contoh nasionalisme kenegaraan adalah fasisme Italia dengan slogan dari Mussolini, yaitu “Tutto nello Stato, niente al di fuori dello Stato, nulla contro lo Stato. (Semuanya di dalam negara, tidak ada satupun yang di luar negara, tidak ada satupun yang menentang negara)”.
6. Nasionalisme Agama
Nasionalisme agama terbentuk karena negara memperoleh legitimasi politik dari persaman agama. Misalnya di Irlandia, nasionalisme bersumber dari persamaan agama masyarakatnya yaitu agama Katolik.